"Stairway?"
Nama itu terdengar asing bagi Sakura. Mungkin dia pernah mendengarnya di kantor detektif, tapi tidak pernah tahu pasti seluk-beluk tempat itu seperti apa.
"Bagaimana cara kau masuk ke sana? Sebuah tempat judi ilegal pasti mempunyai penjagaan yang sangat ketat, 'kan?"
Senyum Natsuki kembali saat mendengar suara rekannya menjadi tidak sabaran. Ini pertama kalinya. Sakura tidak pernah bersikap gegabah dalam hal apa pun. Natsuki merasa ada sesuatu yang disembunyikan gadis di sampingnya.
"Bukankah Keigo-san bilang kita boleh menjadi bagian dari penjahat dalam misi kali ini?" Natsuki membalasnya dengan pertanyaan yang berbeda.
"Aku hanya mengikuti perintah atasan kita."
"Bukan itu maksudku. Kau tahu tapi tidak mau menjawabnya." Sakura melipat kedua tangannya di depan dada. "Berhenti mempermainkanku-"
"Baiklah, aku berhenti." Pria itu terkekeh, sadar bahwa mood gadis itu mulai menurun.
"Masuk ke Stairway sangat mudah, Sakura-chan." Natsuki kembali tersenyum, kali ini mampu membuat Sakura menunduk cepat saat pria itu menyebut namanya.
"Kamu hanya perlu menyebutkan satu nama yang berkuasa di Stairway, maka para penjaga itu akan membiarkanmu masuk tanpa mencurigaimu."
"Darimana kau tahu tentang orang-orang yang berkuasa di Stairway?" Sakura berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin cepat sejak Natsuki tersenyum dan menyebut namanya. Gadis detektif itu dilema antara melanjutkan pembicaraan atau menundanya hingga besok.
"Aku tidak yakin untuk mengatakannya padamu. Kamu tahu ... itu agak sedikit kejam," ujarnya dengan suara yang lebih pelan.
"Katakan padaku!"
Tatapan Sakura membuat Natsuki menyerah. Gadis itu tidak bisa mengendalikan emosinya saat mereka membicarakan soal masalah pribadi mereka. Tetapi Sakura akan menjadi sangat cepat saat mulai membicarakan seputar pekerjaan.
"Tempat itu selalu berpindah-pindah karena keberadaannya terus diburu oleh polisi. Satu-satunya cara adalah menyusup. Aku berhasil berkat kasus CEO agensi terkenal tempo hari itu."
Sakura menautkan alisnya. "CEO agensi? Maksudmu, Lee Jung Hae?"
Pertanyaan itu dijawab anggukan singkat oleh lawan bicaranya.
"Iya. Lee Jung Hae pernah datang ke sana. Aku menyelidiki latar belakangnya. Dia punya seorang sekretaris perempuan bernama Orihime Mamori yang mengurus semua jadwalnya. Orihime tampaknya bukan perempuan sembarangan, dia ahli bela diri, dan kurasa itu sebabnya dia tahu soal perbuatan licik yang dilakukan bosnya. Aku mengikuti wanita itu beberapa hari yang lalu, kemudian mendengarnya bicara di telepon dengan seseorang sebelum dia pergi ke sebuah klub badminton. Itu adalah klub yang sama dengan yang pernah Suzuno Eri bicarakan di kantor polisi."
"Kasus Matsumoto Haruya? Untuk apa dia pergi ke sana?" tanya Sakura, makin tertarik dengan pembicaraan ini.
"Dia pergi untuk mencari seorang pemain yang bisa direkrut. Seorang pemain yang bisa mengorbankan segalanya untuk judi ilegal. Semua anggota klub diam saja saat dia bicara di depan mereka. Eri-san ada di sana. Dia meminta Orihime untuk pergi dan tidak mengganggu mereka lagi. Tapi kemudian saat Orihime pergi dengan tangan kosong, seorang pria mengejarnya. Aku tidak tahu dia siapa, sepertinya salah satu staff. Dia bicara pada Orihime bahwa ada seorang anggota di klub yang ambisius dan tidak suka bersosialisasi. Dia bilang pada wanita itu jika dia akan membujuknya asalkan Orihime memberinya uang. Keputusannya, tentu saja setuju. Orihime memberinya sebuah cek. Aku mengikuti pria itu dan sampai pada satu kesimpulan; bahwa anggota klub yang dia maksud bernama Kobayashi Yugao." Natsuki menghentikan ucapannya, kembali menatap Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...