Sakura bereaksi ketika gedoran keras terdengar di pintu masuk. Mengecek cepat dengan nafas yang masih sedikit terengah-engah, dia mendapati sosok familiar yang membuatnya terkejut ketika mendapati keberadaannya.
"Kau...! Kenapa ada di sini-"
"Jangan bicara apa pun. Ayo ikut aku sekarang. Yuuri sedang terdesak, kau harus membantunya!"
Sakura mengerjap. "Ke mana?"
"Ke Stairway." Pandangan pemuda itu kemudian berhenti ketika melihat tangan kanan Sakura yang berdarah.
"Kau terluka, ya? Di mobilku ada kotak P3K, ayo obati di perjalanan." Menarik cepat pergelangan tangan Sakura, sosok itu tak membiarkan si detektif menjelaskan situasi yang tengah dia alami. Menuntut untuk memahami situasi lawan bicaranya.
"Tunggu sebentar, Nishimoto-san!"
****
Mobil Shinra melaju ke tempat asing lagi. Sakura berdecak. Stairway selalu berpindah-pindah, dan kali ini lebih jauh dari biasanya. Pemuda Kyoto itu terus bertanya kenapa dia bisa terluka, dan kenapa wajahnya sangat pucat ketika dia sampai di rumah Matthew. Ketika Sakura mengatakan segalanya, Shinra cukup terkejut, kemudian tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala, hafal betul dengan kebiasaan buruk keponakan bosnya.
Mereka sampai di sebuah kawasan aneh yang Sakura yakini sebagai kawasan tempat terjadinya banyak pekerjaan kotor, seperti perdagangan narkoba dan prostitusi. Sejenak mengabaikan kasus-kasus itu dan fokus Pada Stairway yang makin ramai. Mungkin semua orang yang biasa hadir sudah menerima pesan Junji, bahwa ini adalah pertarungan terakhir. Artinya, tidak akan ada lagi judi ilegal. Urusan menyerahkan diri pada polisi atau tidak, Junji enggan membahasnya. Walaupun Sakura yakin seratus persen kalau pria itu tidak akan melakukannya.
Satu dari sekian banyak kejadian menyebalkan yang terjadi di depan matanya, telah terjadi malam ini. Yuuri tengah menghadapi seorang pemain dari kubu Guardian. Penantangnya tak terlihat kuat, tapi intimidasi dari penonton membuat permainan Yuuri menjadi sangat buruk. Bukan tanpa sebab, benda mewah yang diperebutkan kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya.
"Katanya, Hanaya Junji bilang pertemuan terakhir ini adalah senang-senang. Kita bisa melakukan apa pun. Tapi, Bos Peter meminta pemain untuk bertarung serius. Dan kau tahu apa yang membuatku terkejut? Barang mewah yang diperebutkan itu adalah salah satu harta berharga dari perusahaan ayah Yuuri."
Penjelasan Shinra membuat Sakura terbelalak. "Apa!? Jadi, Matthew juga mencuri harta dari perusahaan ayah Yuuri-san?"
"Aku tidak tahu siapa yang melakukannya. Entah Matthew, atau Bos Peter. Yang jelas, Yuuri tidak bisa membiarkan benda itu jatuh ke tangan orang lain."
Sakura memperhatikan benda berharga yang tengah diperebutkan. Sebuah kalung dengan liontin permata warna merah yang tertutup rapi lapisan kaca.
"Kalung itu, 'kan?" Telunjuknya mengarah ke benda yang dimaksud. "Berapa harganya sampai Yuuri-san tidak bisa memberikannya pada orang lain?"
"Bukan soal harganya," ujar Shinra. "Kalung itu adalah hadiah pernikahan yang pernah ayahnya berikan pada ibunya. Itu sangat berharga, jadi ayahnya menyimpan itu di ruangannya di perusahaan."
Sakura berdecak, "Benarkah? Kalau begitu ini gawat sekali."
Meringis, gadis itu terus memperhatikan Yuuri yang terlihat kesulitan di arena. Yang satu itu belum pernah dia lihat sebelumnya. Lawannya.
"Siapa dia? Aku belum pernah melihatnya di tim-"
"Gun Thanawat, anak buah Peter Arilson yang berasal dari Thailand."
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomansaTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...