Sakura menatap kagum dekorasi rumah bernuansa Jepang semi-modern yang dia masuki beberapa saat yang lalu. Sebuah ide muncul di kepala Yuuri begitu saja setelah gadis itu menerima lamarannya saat di pantai satu jam yang lalu. Pemuda Kyoto itu berinisiatif untuk membawa Sakura ke rumahnya agar dia bisa bertemu dengan sang ayah.
Sejujurnya Yuuri agak gugup dan sedikit takut, mengingat ayahnya sangat tegas dan mungkin dia akan membiarkan putranya menjalin hubungan dengan gadis pilihannya, tapi Yuuri sudah bertekad untuk tidak menyembunyikan hubungannya dan Sakura dari sang ayah.
Gadis berusia dua puluh tiga tahun di sebelahnya tampak santai dan menikmati setiap sudut rumah Yuuri. Dia benar-benar terlihat sangat senang dan tak terintimidasi sama sekali walaupun banyak pria berbadan besar yang berjajar di sekitar ruangan sejak diluar rumah. Inilah salah satu sifat yang membuat Yuuri jatuh cinta pada Sakura.
"Di mana ayahmu? Aku ingin segera bertemu dengannya." Putri bungsu klan Komatsu itu berkata dengan antusias.
Yuuri menunjuk ruangan yang pintunya terbuka beberapa meter di depan mereka.
"Itu ruang tempat minum teh milik ayahku, dia pasti ada di sana."
Keduanya menuju ruangan tersebut tanpa pikir panjang. Beberapa pria yang berjaga di depan ruangan itu membungkuk hormat pada mereka. Sakura tersenyum tipis menyaksikan itu, rupanya Yuuri benar-benar dihormati layaknya tuan muda.
"Ayah." Yuuri menyapa seorang pria paruh baya dengan balutan yukata tengah duduk sambil meminum teh hijau.
Sakura melihat wajah pria itu dengan seksama. Garis wajah dan rahangnya sangat mirip dengan Yuuri, yang membedakan adalah rambutnya yang sedikit lebih tipis dari putranya. Tatapan matanya juga persis seperti Yuuri dan auranya saat dia berdiri juga sama dengannya. Sakura tersenyum lalu membungkuk hormat.
Melihat seorang gadis cantik berambut pendek dengan balutan rok hijau muda sebetis dan sweater putih tengah memberi hormat padanya, ayah Yuuri itu spontan tersenyum tipis.
"Selamat datang di rumah kami, Nak. Namaku Amado Daishinji, ayahnya Yuuri. Yuuri menghubungiku satu jam yang lalu, katanya dia ingin memperkenalkan seseorang padaku." Dia mempersilakan keduanya untuk duduk dan menyuruh pelayan menyiapkan teh hijau yang sama.
Saat keduanya duduk berhadapan dengan ayah Yuuri, pria itu terus menatap lekat pada Sakura yang tampak santai, sementara putranya justru terlihat sangat gugup dengan tubuh sedikit gemetar. Dia tersenyum dalam hati, tahu betul kalau putranya yang keras kepala dan sulit diatur akan menjadi sangat gugup saat dia akan bicara hal serius dengannya, apalagi jika hal tersebut tentang perempuan.
"Hei, kenapa kau bersikap seperti itu?" Ayah Yuuri pura-pura menatap sinis padanya. "Ini bukan pertama kalinya kau membawa seorang gadis ke rumah."
Kata-kata ayah Yuuri spontan membuat Sakura sedikit terkejut, namun dia kembali menenangkan dirinya. Mungkin ada gadis lain selain Yukina yang pernah Yuuri bawa ke rumah. Entahlah. Dia sepertinya memang dekat dengan banyak gadis. Tapi selain Yukina, Sakura mungkin cemburu padanya.
Menyadari perubahan ekspresi di wajah Sakura, ayah Yuuri tersenyum maklum.
"Ah, maaf Nak. Maksudku ... kau gadis kedua yang Yuuri bawa ke rumah ini setelah Yukina. Apa kau mengenalnya?" tanyanya kemudian.
Sakura berhenti menunduk di tempatnya, kembali menatap ayah Yuuri dengan raut wajah yang sedikit bingung. Dia bertanya dalam hatinya; benarkah? Dia pikir selama ini Yuuri selalu membawa gadis yang dikencaninya ke rumah. Yukina adalah pacar pertamanya, dan dia sangat istimewa untuk Yuuri. Ini seperti hubungannya dan Natsuki yang masih baik-baik saja walaupun sudah berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...