Menyusuri jalanan Kyoto yang masih dipenuhi bunga sakura yang mekar di sepanjang jalan, seorang gadis dengan balutan hoodie merah muda serta celana jeans dan sepatu sneakers hitam terus berjalan sambil menunduk. Sesekali matanya menatap secarik kertas yang ada di tangannya.
Grace Thanawan sekarang baik-baik saja. Dia sengaja pergi ke suatu tempat untuk memastikan sesuatu. Ayashi, Ogami dan Chikara tentu tidak melepaskannya begitu saja. Ketiganya memantau dari jarak empat meter, berusaha tidak terlihat oleh siapa pun. Jika mereka jalan bersama-sama, kemungkinan tidak akan terjadi apa pun. Mereka sengaja ingin memancing Matthew yang mungkin akan langsung menghampiri Grace kalau dia tahu gadis itu berjalan sendirian.
Jalan yang Grace lalui mulai semakin ramai. Setelah melewati taman kota dan berbelok, dia menemukan jalan besar yang bersebelahan dengan jalan raya. Semua terasa begitu hidup di tempat ini. Lalu-lalang orang-orangnya mengingatkan Grace pada ibukota Thailand. Sayang dia sudah terlalu lama tinggal di Denmark hingga nyaris melupakan semuanya.
Beberapa meter dari tempatnya berjalan, dia melihat sebuah tempat yang berdiri kokoh di antara deretan toko yang berjajar. Tempat itu tampak ramai dan menyenangkan. Grace kembali menunduk untuk membaca alamat di kertas itu, kemudian tersenyum setelah memastikan kalau alamat yang dia lihat sudah benar.
"Kyoto Street 225, Restoran Dimsum's House."
Grace Thanawan menatap interior yang tersuguh dalam restoran dimsum yang baru saja dia datangi. Nuansa budaya Tiongkok terasa begitu kental di sini. Sayup-sayup juga terdengar musik klasik dari negeri tirai bambu itu. Pelayan di sana sangat ramah, mereka berbicara menggunakan Bahasa Mandarin satu sama lain namun tetap menggunakan Bahasa Jepang saat melayani pelanggan.
"Permisi, apa anda ingin pesan sesuatu, Nona?" Seorang pelayan perempuan dengan rambut yang terikat ke belakang menghampirinya dengan ramah.
"Apa aku bisa bertemu dengan pemilik restoran ini?"
Grace bicara langsung ke intinya. Saat mendengarnya bicara, pelayan itu langsung mengangguk paham. Dia lalu mengubah bicaranya dari Bahasa Jepang ke Bahasa Inggris, sadar kalau gadis di hadapannya adalah orang asing.
"Ah, apakah anda turis dan seorang food blogger? Anda mau melakukan review terhadap restoran kami, ya?" Pelayan itu menebak-nebak. Dia menumpukkan kedua tangannya dan tersenyum sambil memejamkan kedua matanya.
"Bos kami kebetulan sedang ada di sini. Aku akan memanggilnya untukmu dan membawakanmu teh. Tolong tunggu sebentar."
Pelayan itu kemudian pergi ke belakang dan membiarkan Grace duduk di meja nomor 4. Dia harap-harap cemas, entah kenapa dirinya menjadi sangat gugup. Padahal sekarang dia ingin menemui seseorang yang sangat berharga untuk saudaranya. Mungkin jika Gun masih hidup, dia akan memperkenalkan Yukiko padanya secara langsung.
Diam-diam, Grace melirik ke pintu masuk dan menemukan tiga detektif yang masih menjaganya di sana. Mereka benar-benar melakukan penyamaran untuk mengelabui semua orang, bahkan mereka tidak ingin Yukiko mengetahui keberadaan mereka. Mengawasinya dari jarak yang cukup jauh membuat Grace cukup nyaman. Dia terus mengetukkan jarinya meja kayu dengan perasaan gelisah sambil menunggu kedatangan sang pemilik restoran dimsum.
Setelah hampir tiga menit menunggu, akhirnya seseorang yang dia nantikan datang. Sepatu hak tingginya mengetuk lantai restoran dengan suara yang cukup keras, mungkin itu terdengar keras karena hari ini restorannya sedang tidak begitu ramai.
Grace sontak berdiri dari tempat duduknya sambil memperhatikan penampilan Yukiko dari atas sampai bawah. Dress biru muda polos berlengan pendek yang dia kenakan sampai di bawah lututnya terlihat sangat pas di tubuhnya yang langsing. Rambut hitamnya digerai sampai ke punggung, menambah kesan anggun yang melekat. Riasan wajah yang dia gunakan juga tidak terlalu tebal, membuat wajahnya tampak natural.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...