Kantor detektif Komatsu terlihat makin sepi dari hari ke hari. Komatsu Maito tahu sebabnya. Semua anggota tim khusus terus berupaya untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya soal kasus pencuri barang mewah dan kasus judi ilegal. Beberapa fokus di kantor untuk mengolah data dan menganalisis, seperti dia dan Kumamoto Airi. Gadis itu sangat tertutup dan tidak banyak bicara. Sejujurnya, Maito lebih suka bekerja sama dengan orang seperti Ayashi atau Ogami. Mereka lebih mudah diajak berkomunikasi.
"Aku tidak menemukan banyak hal menarik. Aku hanya bertemu seorang wanita di sebuah klub malam beberapa waktu yang lalu. Dia tahu banyak soal kasus pemukulan Daiki Tenma tempo hari. Temannya yang melakukannya." Keigo bertopang dagu di mejanya, menatap satu-persatu anak buahnya yang ikut rapat siang ini. Maito memperhatikan dengan seksama di sebelahnya, melihat ke arah Chikara setelah Keigo menyelesaikan kalimatnya. Tahu betul kalau kasus ini adalah favorit Chikara.
"Apa itu ada hubungannya dengan barang bukti yang ditemukan sepupuku?" Airi bertanya penasaran.
"Aku tidak tahu pasti soal itu," Keigo menggeleng, lalu memejamkan matanya. "Yang jelas, aku tahu jika wanita yang bicara denganku itu ada hubungannya dengan kasus Daiki Tenma, dan juga ... mungkin saja dengan kasus judi ilegal."
"Ah, benar juga!" Chikara ikut masuk ke dalam pembicaraan.
"Tenma melaporkan kasus judi ilegal ke polisi di malam sebelumnya. Dia bilang ada tiga orang yang terlibat di sana, tetapi dua di antara mereka hanya diam melihat. Satu orang yang memukulnya sampai babak belur berkata padanya kalau dia adalah anak mafia. Kalau tidak salah, Tenma bilang dua orang lainnya adalah anak muda sekitar dua puluh tahunan dan juga seorang wanita."
"Andai saja waktu itu Daiki Tenma mendengar siapa nama pria yang memukulnya," Airi menyahut. "Kita pasti bisa mengungkapkan sesuatu."
Maito mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mengernyit saat menemukan dua kursi kosong di ruangan itu.
"Di mana Ayashi?" tanyanya begitu sadar sosok Ayashi tidak ada di sebelah Kiba.
Pria itu berhenti menulis sesuatu di buku catatannya, menoleh pada kakak tertuanya.
"Ayashi ada di restoran. Saya rasa tidak aman membiarkan restoran hanya dikelola oleh pegawai biasa, jadi saya meminta Ayashi untuk tetap di sana. Kami belum menemukan sesuatu yang mencurigakan."
Maito mengangguk-angguk setelah mendengar jawaban Kiba, kemudian kembali mengedarkan pandangannya pada kursi yang tersisa, bertanya singkat pada sosok yang menunduk di kursinya.
"Ryogi, di mana Sakura?"
Natsuki mengangkat kepalanya dan menatap Maito, terlihat kebingungan harus merespon apa.
"Dia pergi sejak pagi dan belum kembali. Aku sudah mengiriminya pesan, tapi dia tidak membalasnya. Mungkin dia akan ke sini nanti."
Semua pasang mata di ruangan itu menatap Natsuki dengan pandangan kebingungan. Chikara ingin mengajukan pertanyaan, tetapi Maito menghentikannya saat dia melihat Keigo hendak angkat bicara.
"Ryogi-kun, apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya Keigo saat menyadari beberapa lebam terlihat jelas di wajah pria itu.
Natsuki balas menatap wajah para anggota yang hadir, mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja, kemudian menautkannya satu sama lain.
"Aku punya banyak informasi tentang ini." Natsuki memulainya.
"Aku berhasil masuk menjadi bagian dari judi ilegal badminton setelah menyabotase pertemuan antara Kobayashi Yugao, seorang anggota klub badminton di Sakyoku, Kyoto, dengan Lee Jung Hae, pemimpin sebuah tim bernama Aphrodite yang ikut menjadi bagian dalam judi. Lee Jung Hae berusaha merekrut anggota yang berani mempertaruhkan segalanya di arena judi. Setelah aku menyelidiki latar belakang kasus pencurian di kantor Lee Jung Hae tempo hari, aku mulai memikirkan analisis Sakura-chan soal pencuri barang mewah yang hanya mencuri dari orang-orang kaya yang tamak. Kurasa Lee Jung Hae termasuk salah satunya." Dia kembali mengedarkan pandangannya pada semua anggota yang hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...