Ribut-ribut yang terjadi di halaman kediaman Klan Amado membuat semua orang yang tengah berdiskusi di ruang pertemuan mendengarnya. Mereka berlarian keluar menuju halaman dengan sigap. Para bodyguard terkejut saat melihat kondisi halaman yang berantakan beserta lima orang pria yang tumbang di sana. Para pria itu mengenakan jas serba hitam dan membuat mereka sadar kalau semuanya adalah mafia.
Salah satu bodyguard Yuuri langsung melirik Sakura dan Ryouga yang ada di sana. Ryouga tampak terengah-engah setelah melawan salah satu dari mereka, sementara Sakura berdiri sambil membawa dua revolver di tangannya.
"Apa yang terjadi di sini?" Tuan Daishinji menghampiri keponakan dan menantunya dan bertanya dengan raut bingung. Setelah itu, ibu Ryouga dan Yuuri juga ikut menghampiri mereka.
"Sakura-san, kau baik-baik saja?" Yuuri langsung memegangi pundak Sakura dengan lembut.
Melihat situasi di depannya, tentu saja dia sedikit meringis. Berani sekali orang-orang itu datang ke kediaman Amado pagi-pagi begini. Yuuri juga mematai senjata yang tergeletak di dekat tubuh mereka.
"Bagaimana bisa ini terjadi? Kenapa gerbangnya dibiarkan terbuka!?" Yuuri berteriak marah pada semua bodyguardnya.
"Maaf, Tuan muda ... kami salah. Kami pikir tidak akan terjadi masalah jika kami membuka gerbangnya sebentar." Salah satu bodyguardnya menjawab sambil menunduk. Biasanya, gerbang kediaman Klan Amado memang tidak pernah dibuka jika mereka sedang tidak punya tamu. Tapi hari ini entah kenapa mereka membiarkan gerbangnya terbuka.
Mendengar penjelasan bodyguardnya barusan, Yuuri kembali mematai istri dan adik sepupunya. "Siapa Mereka? Kenapa mereka menyerang rumah kita?" tanya Yuuri. Kali ini dia melihat kearah Ryouga yang masih terengah-engah.
"Aniki, seorang temanku datang ke sini dengan keadaan terluka. Dia dikejar oleh orang-orang itu. Kami tidak tahu mereka siapa, tapi kelihatannya mereka adalah yakuza," jelas Ryouga.
Sakura berjalan ke arah pria-pria itu untuk memeriksa sesuatu. Ketika dia menemukan benda yang mencurigakan di kantung mereka, dia langsung memperlihatkannya kepada semua anggota Klan Amado yang ada di sana.
"Lihat, bukankah ini tanda yang sama dengan tanda yang dimiliki Klan Handa?" Sakura memperlihatkan sebuah kalung dari saku jas pria paling tengah dan menemukan kalung dengan bandul kanji "Handa".
Yuuri menghampiri istrinya dan ikut memperhatikan kalung itu.
"Benar. Ini adalah kalung yang dimiliki Klan Handa. Berarti mereka semua adalah yakuza dari Klan Handa. Kenapa mereka menyerang temanmu, Ryouga?"
Saat kakak sepupunya bertanya tentang itu, Ryouga langsung bungkam. Dia menghindari tatapan Yuuri dan semua orang yang mengarah padanya. Melihat hal seperti itu, Sakura yakin kalau Ryouga memang menyembunyikan sesuatu, apalagi teman yang datang ke kediamannya adalah Hirashi Nami.
Sakura langsung memegang lengan Yuuri dan menariknya agar dia mendekat padanya.
"Dengar, ada seorang gadis yang datang ke sini. Lengannya terluka akibat goresan peluru, dan gadis itu adalah Hirashi Nami, orang yang selalu menjadi pemandu acara judi ilegal di Stairway. Aku tidak tahu kalau dia berurusan dengan Klan Handa. Tapi yang jelas ini gawat, Yuuri-san. Aku curiga Klan Handa tahu sesuatu tentang judi ilegal, makanya mereka mengejar Hirashi Nami."
Yuuri mengernyitkan dahinya setelah mendengar penjelasan Sakura. Hirashi Nami, nama dan sosok yang sangat familiar untuknya. Bisa dibilang, gadis itu juga adalah salah satu anak buah yang diakui oleh Hanaya Junji secara tidak langsung karena kinerjanya yang baik. Dia selalu berpikir kalau Nami itu adalah gadis naif, tapi setelah masuk ke Stairway, sifat liciknya juga keluar. Dia tampak menikmati jalannya pertandingan di setiap judi ilegal yang acaranya dia pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...