Chapter 25: The Ambigous Obsession

1 0 0
                                    

Hari ini Klan Amado sangat berduka. Rumah mereka dipenuhi banyak orang yang dengan pakaian hitam. Salah satu anggota keluarga mereka tiada akibat penyerangan  dari klan yakuza lain semalam.

Percakapan antara ayah mertua dan suaminya yang tak sengaja Sakura dengar tidak dia bicarakan dengan Yuuri karena dia tak mau membuat suaminya semakin risau. Dia tidak jadi masuk ke dalam ruangan ayahnya. Detektif itu kembali ke ruang tamu untuk menemui anggota keluarga dan membantu yang sedang terluka. Dia juga bicara lagi dengan Terumi,  menunggu Yuuri selesai bicara dengan ayahnya.

"Sakura-san, kalau kau ingin pergi ke rumah Ayashi-san aku tidak akan melarangmu. Aku tahu kau sangat cemas karena peristiwa kemarin. Kau jangan khawatir tentang aku, ini adalah masalah Klan Amado, aku tidak ingin kau terlibat."

Yuuri menatap kosong ke lantai kayu di bawah kakinya. Perkataannya sedikit membuat Sakura tidak senang, tapi dia menahan perasaannya karena tahu saat ini kondisi suaminya sedang tidak baik.

"Kenapa kau bicara seperti itu, aku juga bagian dari keluargamu sekarang. Aku ... aku akan tetap di sini." Perempuan itu menjawab yakin.

"Bagaimana dengan masalah kemarin? Dan, Grace Thanawan?"

"Aku yakin Ayashi-san dan yang lain akan menjaga Grace Thanawan dengan baik."

"..."

Bicara dalam situasi seperti itu benar-benar membuatnya bingung bagaimana harus bersikap. Sejak semalam, Yuuri tidak mengatakan apa pun. Setelah berbicara dengan ayahnya, pria itu pergi ke ruangan lain dan melihat Sakura, namun dia mengabaikannya dan hanya bicara sebentar dengan bibinya, setelah itu dia pergi ke kamar dan tertidur.

Sakura hanya bisa menghela nafas, kedua tangannya meremas kimono hitam yang dia kenakan. Dia bukan kesal karena Yuuri mengabaikannya, dia hanya merasa tidak nyaman karena Yuuri mengabaikannya. Saat mereka pertama kali bertemu, dia justru menjadi pihak yang lebih sering mengabaikan Yuuri. Tapi sekarang mereka sudah menikah, dan dia tidak bisa berhenti peduli pada suaminya.

Di tengah-tengah situasi canggung itu, ponsel Sakura yang ada di dalam tas berbunyi. Dia segera mengambilnya dan mendapati pesan masuk dari seseorang.

From: Natsuki-kun

Sakura-chan, aku tahu keluarga Yuuri-kun sedang berduka. Tapi bisakah kau datang ke kantor sekarang? Pria yang waktu itu permintaannya pernah kutolak datang lagi. Anggota dari sebuah klan yakuza, Handa Aruto.

Pesan itu membuat Sakura terkejut. Untung saja saat itu Yuuri tengah fokus memperhatikan hal lain sehingga dia tidak melihatnya. Segera setelah selesai membaca pesan, Sakura kembali memasukkan ponsel ke dalam tas. Dia berdiri dengan perasaan canggung dan gelisah yang bercampur jadi satu.

Setelah berpikir dengan keras, akhirnya dia memutuskan sesuatu.

"Yuuri-san, aku harus pergi. Ada hal penting yang harus kutangani sekarang ... tolong jangan marah."

Lelaki di sebelahnya tetap tak bergeming. Dia hanya mengangguk lemah tanpa menoleh ke arah istrinya, membuat suasana hati Sakura semakin tidak baik.

"Oke, sampai jumpa nanti. Aku tidak akan pulang terlambat." Sakura kembali berucap dengan mata berkaca-kaca sebelum pergi meninggalkan kediaman Klan Amado.

****

"Jadi, berlian itu benar-benar sah milik Klan Handa, Handa Aruto-san?"

Ryogi Natsuki bertanya padanya setelah dia selesai membaca selembar kertas di dalam amplop coklat. Rupanya kertas itu adalah sertifikat asli yang menyatakan kalau berlian ungu merah muda itu adalah milik keluarganya.

Path Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang