"Dia tidak mau makan, katanya tidak lapar. Bawa lagi saja makanan itu. Duh, aku malas kalau harus meladeni orang seperti dia. Sudah dikasihani masih saja sombong."
Chikara dan Ogami memperhatikan Ayashi yang baru saja keluar dari kamarnya. Wanita itu kembali meletakkan piring di atas meja makan. Dia berdecak sambil melipat tangannya di depan dada setelah itu, membuat Chikara menatapnya jengah.
"Baru pekerjaan mudah seperti itu saja kau sudah menyerah. Bagaimana jika kau menjalankan tugas yang sama seperti Gun Thanawat untuk membuat hubungan orang menjadi berantakan? Aku jamin, kau pasti tidak akan bisa melakukannya." Chikara meledeknya.
Biasanya Ayashi akan langsung bereaksi saat Chikara mengejeknya. Dia akan menjambak rambut pemuda di depannya tanpa ampun. Tapi energinya yang sudah terkuras habis akibat aksi kejar-kejaran tadi siang membuatnya ingin langsung tidur dan tidak mau menanggapi ucapan Chikara lagi.
"Ah, sudahlah ... aku malas berdebat denganmu. Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan. Kalau kau bisa, suruh dia makan sekarang, aku mau tidur. Terserah kalian mau pulang atau tidak, yang jelas aku tidak mau bicara lagi dengan wanita itu. Biar saja Sakura-chan yang mengurusnya nanti." Ayashi merajuk. Dia sudah tidak mau lagi mengurusi hal-hal yang akan dilakukan Grace dan membuatnya marah.
"Kau mau tidur di mana? Nona Grace kan tidur di kamarmu." Chikara bertanya padanya.
"Aduh, kau ini berisik sekali! Kau pikir di rumahku ini hanya ada satu kamar? Tentu saja tidak, Bro. Aku punya tiga kamar walaupun hanya tinggal sendiri. Adik perempuan dan ibuku kadang-kadang menginap saat akhir pekan di kamar lain." Ayashi kembali menguap saat bicara lagi padanya. Wanita itu tampaknya benar-benar sudah kelelahan.
"Aku akan tidur di kamar paling belakang. Jika kalian mau menginap, tidurlah di kamar tengah. Tapi jangan lupa, setelah kalian memberi wanita itu makan, tolong kunci pintunya! Jangan sampai dia kabur, atau nanti kita akan dimarahi oleh Ketua Natsuki dan Nona Sakura. Belum lagi jika Maito-san tahu soal ini. Astaga, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Aku bukan orang kaya, bagaimana jika aku dipecat sebagai detektif? Aku tidak akan bisa makan." Ayashi melanjutkan kalimatnya dengan penuh dramatisir.
Ogami memutar jengah matanya ketika Ayashi mulai bicara hal tidak masuk akal. Setiap melihat wanita itu berdebat dengan Chikara, dia pikir mereka berdua itu sangat cocok, karena dua-duanya selalu mendramatisir keadaan.
"Aaah, aku juga sangat mengantuk, aku ingin tidur." Secara tiba-tiba, Chikara ikut beranjak dari meja makan dan hendak pergi ke kamar yang Ayashi bicarakan barusan.
Mata wanita itu melotot. "Hei, jangan tidur dulu! Sana pergi berikan makanan pada wanita itu. Dengar, ya ... aku adalah pemilik rumah ini, jadi sekarang aku memerintahkanmu untuk memberikan makanan itu kepada wanita yang ada di kamarku. Kita akan kena masalah kalau dia tidak makan dan jatuh sakit," katanya.
Chikara menggaruk rambutnya frustrasi. "Tapi aku benar-benar tidak punya energi lagi, Ayashi, biarkan Aku tidur ya."
Sebagai satu-satunya orang yang sejak tadi hanya diam, Ogami sudah tahu akan ke mana pembicaraan itu berujung. Sudah jelas pada akhirnya pasti dia yang akan mengambil alih rekan kerjanya itu.
"Kalau begitu aku saja yang memberikan makanan itu padanya. Aku akan membujuknya agar dia mau makan. Senpai, pergilah ke kamar tengah dan cepat tidur. Setelah selesai dan memastikan dia mau makan, aku akan kembali. Dan jangan cemas, aku akan mengunci kamarnya lagi nanti." Ogami berdiri dari tempat duduknya. Dia membawa piring penuh makanan itu kembali ke kamar Ayashi tanpa menoleh lagi pada keduanya.
"Tumben sekali hari ini dia tidak rewel. Apa yang terjadi padanya, ya?" Chikara bergumam sambil melirik Ayashi.
Wanita itu hanya mengedikkan bahunya, tidak mau ikut pusing memikirkan perubahan sikap Ogami. Dia ikut meninggalkan meja makan dan pergi ke kamar paling belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Path Of Life
RomanceTakdir menarik keduanya bak kutub magnet, menciptakan benang merah yang sulit mengendur walau mereka ada di jalan yang berbeda. Mungkinkah dua insan yang berdiri di persimpangan akan bergandengan menempuh jalan yang sama. [Adult romance, crime, badm...