7

1.2K 84 0
                                    

Author's POV

Makan malam pun sudah akan di mulai, semua orang sudah siap di meja makan kecuali Sara.

Bibi Desy mulai menaruh makanan-makanan yang telah dibuat dengan rasa yang pastinya enak. Ia telah bekerja bersama keluarga Payne sejak Liam dan Sara masih kecil. Jadi tidak bisa dipungkiri lagi kesetiaannya.

Makanan untuk hari ini adalah sup jagung, steak, serta tumis daging bersama mashed potato. Untuk makanan penutup ada puding dan jus jambu.

Enak sekali bukan? Maka dari itu, The Boys betah jika harus menetap di rumah Liam untuk waktu yang lama. Terlebih lagi si bocah makan alias Niall.

Sejak kepulangannya dari mall tadi, Sara belum menampakkan diri. Ia masih berada di kamar.

"Dimana adikku?"

Liam bertanya kepada empat sahabatnya yang sudah siap di meja makan. Tentu saja dengan pakaian rumah, tidak memakai pakaian bagus.

Semuanya mengangkat bahu, menandakan tidak tau dimana Sara.

"Akan kupanggil."

Harry bangkit dari kursinya dan berjalan menaiki tangga menuju kamar Sara.

Diketuknya pintu kamar Sara tiga kali, tetapi belum juga ada tanggapan dari dalam.

"Sara?" Panggil Harry halus.

Kemudian ia mengetuk pintunya lagi, belum ada tanggapan.

"Buka pintunya, Sar. Ayo kita makan malam bersama." Ucapnya lagi dengan halus.

Tidak juga ada tanggapan. Harry mulai panik.

"Sara? Do you hear me? Buka pintunya sekarang."

Nada suaranya juga lebih meninggi dari biasanya.

Harry sempat berpikiran untuk membuka pintu kamar Sara, tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia juga berpikir jika mungkin Sara masih berada di kamar mandi.

Lantas Harry kembali ke meja makan untuk kembali berkumpul dengan yang lainnya.

"Tidak ada tanggapan, mungkin ia masih di kamar mandi."

Dahi Liam bekerut. "Kau tidak mencoba untuk membuka pintunya?"

"Uhm, aku tidak berniat untuk membukanya."

"Kau sudah memanggilnya berapa kali?"

"Sudah tiga kali, Ni. Tetapi tetap saja tidak ada tanggapan dari dalam."

"Mungkinkah Sara sedang mandi? Tetapi waktu sudah menunjukkan setengah delapan malam." Timpal Louis.

"Ia tidak pernah mandi setelat itu, Lou. Aku hafal karna ia selalu tepat waktu jika mandi." Jawab Liam.

"Mengapa perasaanku tidak enak ya?"

Seluruh pasang mata langsung tertuju kepada lelaki berdarah asia yang sedang menggenggam ayam di tangan kanannya.

"Apa maksutmu?" Tanya Liam to the point.

"Tidak tau, Li. Hanya saja perasaanku tidak enak."

Liam merasakan apa yang dirasakan Zayn, tetapi ia juga berpikir bahwa itu hanya perasaan semata.

"Ah, mungkin hanya perasaanmu saja. Sudahlah ayo kita makan." Ucap Niall.

Berbeda dengan Zayn, lelaki keriting itu sedang menunggu Sara untuk turun dan makan bersama di meja makan. Ia enggan menyantap makan malamnya.

Harry juga merasa ada sesuatu yang buruk. Jauh dalam benaknya ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan perempuan itu.

"Harry, ayo santap makananmu." Ucap Liam.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang