25

1K 64 3
                                    

Little bit boring but enjoy^^

•••

Menyalakan Mac milikku, aku beralih untuk meraih buku journal dan melihat dara schedule dua bulan kedepan. Cukup banyak mulai dari agency model sampai acara-acara kecil dan besar, contohnya seperti graduation dan wedding.

Tengah malam aku terbangun, mungkin karna efek tidur terlalu sore. Omong-omong soal pekerjaan, puluhan job sudah mulai masuk melalui email ataupun telepon. Karna tidak mau drop, aku harus memilih beberapa diantara mereka dan itu sedikit membatku kebingungan.

Meraih bantal, aku menopangkan tanganku untuk menyangga daguku. Tentu saja aku memakai kacamata, jika tidak bisa-bisa mataku rusak.

Harry tidak tidur denganku, ia tidur dengan Zayn di kamar lain. Entah mengapa ia jadi tidak mempermasalahkan tidur, padahal awalnya ia bersikeras untuk tidur denganku. Tapi lama kelamaan sikapnya berubah sehingga sekarang ia tidur dengan Zayn. Aku tidak tahu bagaiamana nasibku sekarang jika tidur dengan Harry, sudah pasti lelaki itu terus menggoda ataupun membujukku untuk melalukan suatu pekerjaan rutin sebelum tidur. Dan tentu saja tubuhku tidak merespon baik, aku cukup lelah dengan permainannya di ranjang. Ia bermain terlalu kasar dan terkadang membuatku kewalahan. Well, intinya sekali-kali tidak masalah, tapi jika sering aku tidak sanggup.

Soal pusing, aku sudah tidak merasakannya lagi, tetapi denyut itu bisa datang secara tiba-tiba. Hm, terkadang jika aku sedang berpikir yang terlalu dipaksakan, denyut itu bisa datang tiba-tiba dan membuatku mengeluarkan ringisan. Aku masih rutin untuk meminum obat serta vitamin, tentu saja untuk menghindari penyakit lain masuk ke dalam tubuhku, dan aku tidak ingin masuk rumah sakit.

Memilih beberapa tawaran, salah satunya termasuk untuk calon istri Jessey, ternyata pernikahannya akan dilaksanakan sebulan lagi, tepatnya di Paris. Berarti aku harus terbang kesana dan meninggalkan Harry. Uh, aku pasti akan sangat merindukannya.

Beranjak untuk bangkit, aku haus dan ingin minum. Dengan segera melangkah menuju lantai bawah. Aku tidak takut, sudah bisa dirumah sendirian. Meraih susu kotak di kulkas, aku menuangkannya di gelas. Hawanya sangat dingin, padahal ini di dalam rumah. Aku sudah memakai sweater yang dilapisi lagi dengan kaus di dalamnya, tetapi masih saja merasa kedinginan.

Aneh, akhir-akhir ini aku sering merasa kedinginan. Padahal aku suka dengan musim salju. Biasanya akhir tahun aku sering menghabiskan waku Natal bersama orang tua serta Liam. Mom dan Dad kembali pulang ke Inggris, terkadang pun kami berlibur ke Jerman ataupun Italia. Sejak dulu negara itu sudah menjadi langganan keluargaku untuk menghabiskan winterbreak. Entah, Mom dan Dad suka dengan kedua negara tersebut. Ini masih musim panas dan aku menghabiskannya untuk ikut tour bersama The Boys, setelah selesai aku akan memulai pekerjaanku sendiri.

Buru-buru aku berjalan kembali ke kamar, aku tidak mau yang lain menemukanku berkeluyuran di rumah tengah malam seperti ini.

"Harry?"

Mengerutkan dahiku, aku segera menutup pintu kamar. Harry sedang berdiri di sudut ruangan dengan memeluk guling, matanya pun menatapku sayu, bisa disimpulkan bahwa ia masih sangat mengantuk.

"Sar, bolehkah aku tidur denganmu? Zayn selalu menendangku, aku tidak tahan."

Ada-ada saja. Bukannya Zayn kalem jika urusan tidur? Mungkin Harry hanya beralasan agar bisa tidur denganku. Kulihat wajahnya yang memelas dan ingin segera kembali tidur.

Aku mengangguk. Membereskan kasur dan menaruh Mac di meja belajar. Kubiarkan dirinya yang terlelap di kasurku, ia terlihat sangat kelelahan, bahkan ia lupa membungkus dirinya dengan selimut. Beranjak dari kursi meja belajar, aku menyelimuti tubuh Harry dan mengelus rambutnya.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang