3

1.3K 94 2
                                    

Tadi pukul tiga pagi aku sempat bersin-bersin dan mual. Hingga harus mengeluarkannya di kamar mandi. Tidak tau apa penyebabnya, tetapi ini aneh sekali.

Biasanya aku tidak pernah seperti ini. Sepertinya aku salah makan, tetapi aku makan apa? Makanan yang disediakan juga sehat-sehat dan aku tidak pernah berhenti untuk makan sayur.

Dengan terpaksa aku langsung mengganti pakaianku menjadi sweater dan sweatpants padahal hawa cukup panas. Memang, di dalam tubuhku aku merasa kedinginan tetapi di luar terasa sangat gerah. Musim panas disini tak kunjung berganti, padahal seharusnya bulan ini sudah memasuki musim selanjutnya.

Yang lainnya tidak boleh tau bahwa aku sedang tidak enak badan. Entah mengapa aku tidak ingin mengkhawatirkan mereka, terlebih lagi Liam.

Tes

Tes

Tes

Shit, aku mimisan. Dengan malas aku meraih kotak tisu yang berada di nakas samping kanan kasur. Mengelapnya dengan cepat. Uh, aku kelelahan. Seminggu kemarin aku benar-benar full kerja dan tidur hanya satu hingga tiga jam. Sisanya kusibukkan dengan hal-hal penting lainnya.

Bayangkan saja, aku bekerja dari pukul tujuh pagi hingga tujuh malam. Lalu perjalanan pulang butuh waktu tempuh satu jam atau dua jam, tergantung tempat kerjaku. Sampai rumah berganti pakaian lalu mandi dan makan malam, setelah itu kembali sibuk menata alat make up atau membuka email mengecek apakah ada job lagi atau tidak.

Dan efeknya minggu ini. Tubuhku benar-benar drop.

Bersembunyi di balik selimut, bibirku terus bergetar bergumam kedinginan. Padahal tawaran job sudah mulai masuk, tetapi aku malah ambruk seperti ini.

Entah aku yang salah makan atau terlalu lelah bekerja, intinya badanku benar-benar tidak enak. Rasanya pegal-pegal dan kepalaku pusing, serta mual dan bersin.

Melirik ke arah jam dinding, ternyata sudah pulul delapan pagi dan aku belum mandi. Astaga, untuk duduk saja pusing bukan main.

Beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk bangkit. Mandi dengan air hangat dan tidak usah keramas agar lebih cepat. Menahan sedikit rasa pusingku, lantas jika tidak begini aku tidak akan bangkit dari atas tempat tidur. Kerjaanku banyak dan itu harus kutuntaskan hari ini, kalau bisa dan aku sanggup.

Melihat pantulan diriku di kaca, hidungku merah dan bibirku pucat. Memakai liptint tipis tidak buruk.

Food, I'm coming!

"Morning," Sapa Harry.

Aku balas dengan anggukan kepala dan senyuman.

"Morning princess," Ucap Liam. "how's your sleep?"

"Good."

"Glad to know." Jawabnya.

"Morning, Sara!" Sapa Niall. Anak itu sudah melahap sarapannya. Dasar tukang makan. Oops.

Aku tersenyum ke arahnya.

"Kau ingin pancake atau sup?"

Ini suatu kebetulan atau bagaimana? Ada sup untuk sarapan? Ajaib!

"Sup!" Pekikku girang.

Sungguh aku senang sekali, pasalnya badanku tidak enak dan ingin makan yang berkuah dan panas-panas.

"Thanks, Li."

......

"Mengapa kau sibuk terus dengan macbookmu?"

Ucap Liam yang datang ke kamarku. Oh tidak hanya dia seorang, yang lainnya juga ikut masuk ke kamarku.

"Work, work, work." Balasku cepat.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang