32

765 50 0
                                    

Sara's POV

Melenggang keluar kamar, aku segera bersiap-siap untuk mengenakan sepatu. Hari ini aku mendapat job di salah satu agency model ternama di London. Tidak mungkin jika kutolak karna budget yang mereka tawar padaku pun cukup tinggi.

Semuanya telah kupersiapkan di mobil, aku hanya tinggal membawa tasku saja. Pun segera aku meraih kunci mobil di dekat lemari es lalu memanaskan mobilku. Well, tentu saja aku harus menyantap sarapanku karna jika tidak bisa-bisa aku pingsan nantinya.

"Princess, kau tidak boleh bekerja."

"Sara, kau di rumah saja. Temani aku dan yang lain."

"Sara, kau tidak boleh kelelahan."

"Princess, kau harus di rumah."

Ya ampun, pagi-pagi sudah disuguhi berbagai larangan dari Liam dan Harry.

"Kita baru saja pulang kemarin malam, lalu pagi ini kau sudah ingin bekerja? Sar, aku tidak mengizinkanmu bekerja lagi."

"Liam, aku tidak bisa diam di rumah."

"Kalau begitu ayo pergi ke mall bersamaku, jalan-jalan kan?"

Mendengus, aku segera masuk ke dalam mobil tanpa memperdulikan ucapan Liam.

"Oke, kau sudah berani membantahku. Ingin kulaporkan Mom dan Dad agar mereka membawamu ke Belanda sekarang juga?"

Ancaman yang bagus. Aku tidak mau pindah ke Belanda, aku hanya ingin ke Amerika. Orang tuaku memang menyuruh untuk bersekolah di Belanda, tapi kala itu aku menolaknya dengan alasan tidak ingin jauh dari mereka.

Tidak banyak omong, aku segera turun dan masuk ke dalam rumah tanpa melirik ke arah Liam ataupun Harry. Liam menyebalkan sekali, aku hanya ingin bekerja dan tidak akan pulang malam. Ia tidak mengerti, aku senang dan nyaman dengan pekerjaanku.

"Hei, kau sudah berani melawanku sekarang?"

Aku hanya diam tidak menggubrisnya sama sekali.

"Princess, ini demi kebaikanmu. Aku tidak ingin kau kelelahan, lagipula aku masih bisa memberimu uang."

"Sara, jangan abaikan aku. Kau tahu, aku menyayangimu."

"Babygirl..."

"Ya, aku mengerti." Membuang wajah darinya, aku melepas sepatu dan menaruh tasku di atas sofa ruang tengah.

Melesat menuju dapur, aku duduk dan berdiam diri disana. Menyalurkan emosiku dengan memasak, itulah yang sering kulakukan jika dalam keadaan seperti ini. Memotong-motong coklat, sebenarnya aku tidak tahu ingin membuat apa. Tapi sepertinya membuat cupcakes tidak buruk.

Setelah menaruh adonanku dalam loyang-loyang berbentuk bulat, pun aku segera memasukannya ke dalam oven. Cupcakes coklat mungkin membawa pengaruh baik bagiku karna bisa menghilangkan stres. Aku tidak tahu bagaimana nasib karirku jika sekarang sering menolah tawaran pekerjaan. Sungguh, aku sedikit yakin jika beberapa agency ternama sudah mencoreng namaku sebagai MUA terbaik yang mereka panggil. Ya ampun, aku takut. Karirku berujung seperti ini.

Sambil menunggu, aku melenggan pergi ke kamarku. Tapi sebelum masuk, Liam lebih dulu mencegatku.

"Liam, aku ingin mengganti pakaianku. Ada apa lagi? Sudah puas melarangku? Kurang apa?"

Aku menatapnya malas. Memang ini sedikit kasar dan tidak sopan, tapi ia keterlaluan karna sudah melarangku bekerja. Aku memiliki hak untuk bekerja.

"Astaga, Sara. Siapa yang mengajarimu menjadi tidak sopan pada kakakmu seperti ini?" Ia menangkup pipiku. "Kau tidak boleh kurang ajar pada orang yang lebih tua, you know the rules."

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang