18

1K 62 1
                                    

Tujuan pertama di benua Australia adalah Sydney. The Boys memiliki konser lusa di salah satu stadium megah disana lalu setelah itu mendapat day off selama satu minggu penuh.

Tentu saja mereka akan mengunjungi berbagai tempat.

Selama penerbangan menuju Sydney, Sara memilih menghabiskan waktunya untuk beristirahat ataupun mendengarkan lagu.

Terkadang ia masih kesulitan untuk melakukan suatu pekerjaan yang menggunakan tangan kirinya, karna bekas cutting kemarin masih basah dan terasa perih.

Perempuan bermanik mata biru itu sama sekali tidak berinteraksi dengan Harry. Selama penerbangan ia enggan menatap manik mata hijau milik lelaki keriting itu, karna ia tahu bahwa ia akan tersesat di dalamnya. Ia tidak ingin kembali mengingat kejadian buruk kala itu.

Sudah cukup sakit. Ia merasa hanya dipermainkan oleh Harry. Seharusnya ia ingat bahwa lelaki itu hanya suka mempermainkan wanita. Dan sekarang dirinya menjadi korban.

Sedangkan lelaki keriting itu masih saja memikirkan bagaimana cara untuk membuat Sara kembali ke pelukannya. Ia benar-benar mengutuk mulut dan emosinya, ia tidak seharusnya langsung memutuskan hubungan. Sekarang ia benar-benar merasa menjadi orang terbodoh di dunia.

Liam pun bersikap acuh tak acuh menanggapinya, kakak dari perempuan yang baru saja ia sakiti hatinya itu enggan berbicara dengannya. Jika tidak penting.

Kala itu dirinya benar-benar dikuasai oleh emosi yang mendalam. Bagaimana tidak? Melihat orang yang disayanginya sedang bermesraan bersama sahabatnya sendiri.

Tetapi perkiraannya salah, Niall hanya ingin membagi rasa sayangnya pada Sara seperti kakak kepada seorang adik. Niall tidak memiliki perasaan lebih pada Sara. Perkataan Niall ada benarnya, ia tidak mungkin merebut kekasih sahabatnya sendiri.

Perasaan bersalah semakin merasuki hati Harry ketika melihat Sara yang terus melamun. Selalu saja Liam menegurnya untuk tidak melamun.

Ingin sekali lelaki itu memeluk erat Sara. Tetapi kenyataan berkata lain, ia belum bisa memeluk perempuan itu sekarang.

Seusai sampai di hotel, semuanya masuk ke dalam kamar masing-masing. Sara yang kamarnya selalu bersebelahan dengan Harry, kini tidak lagi seperti itu.

Liam meminta Sara untuk sekamar dengannya, alasannya agar perempuan itu tidak terus melamun dan melakukan hal bodoh lainnya.

Liam hanya ingin memantau adiknya. Ia tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi.

Sara hanya mengikuti permintaan kakaknya, lagipula tidak masalah. Mereka berdua sudah sering satu kamar.

The Boys sedikit terkejut, tetapi berangsur-angsur mereka paham, kakak dan adik itu tidak bisa dipisahkan dan selalu saja bersama, ataupun bertingkah layaknya sepasang kekasih.

"Kau tidak keberatan jika kutinggal ke kamar sebelah?"

"Ya. Aku akan baik-baik saja. Kau pikir aku ini balita?" Celetuk Sara.

"Ya, kau balita bagiku." Liam pun mengecup hidung adiknya. "Ah ya, jangan lupa minum obatmu. Juga vitaminmu."

Sara memutar bola matanya kesal. "Baik, Dad."

"Dad sedang bekerja di Amerika. Berhenti memanggilku Dad."

Liam mencubit gemas pipi adiknya, membuat ringisan keluar dari mulut perempuan itu.

"Tetapi yang lain memanggilmu seperti itu."

"Itu yang lain, bukan dirimu."

Sara tersenyum. "Baiklah, sudah sana."

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang