Too dramatic, but I hope you enjoy this part^^
•••
Pergerakan tangan kecil Sara sukses membuat Harry terbangun dari tidurnya. Tangan kecil itu meraba-raba rambutnya sehingga ia tersadar dari tidur. Mengusap matanya, Harry kembali menegakkan tubuh. Pandangannya lurus pada Sara yang masih kesulitan untuk membuka mata.
"Baby, you awake?"
Harry menggenggam tangan kekasihnya, mengelus kening Sara dengan lembut. Matanya memang belum terbuka tapi tubuhnya menggeliat membuat Harry terbangun.
"Sara?"
"Uhm." Sara membuka matanya dan langsung terkejut mendapati dirinya berada di dalam kamar, terlebih lagi ada Harry di sampingnya.
"Kau sudah merasa lebih baik?"
"Y-ya, tentu. A-aku baik-baik saja."
Perlahan ia turun dari kasur dan tak lagi menemukan pil-pil yang berserakan di lantai, ia mulai sadar bahwa Harry telah mengetahui apa yang dilakukannya.
Tapi seperti ada bola yang menghantam kepalanya, ia langsung memegangi lemari sebagai tumpuan agar tidak jatuh.
"Sar, kau masih belum baik." Harry membantu Sara kembali berbaring di kasur. "Berbaring lah sebentar."
"B-baik."
Sara merasa tidak nyaman, ia takut menghadapi reaksi Liam. Lelaki itu pasti marah besar mengetahui dirinya merokok dan meminum pil terlarang.
"Harry, apa---"
"Aku sudah mengetahui segalanya."
"A-apa?"
"Mengapa kau melakukan itu, Sar? Kau tahu, aku menyayangimu." Harry mengamit tangan Sara dengan tangannya. "Kau merokok? Sara, demi apapun aku tidak pernah menyukai perempuan merokok. Walaupun aku bajingan, aku masih paham betul mana perempuan yang baik dan tidak baik."
"Tinggalkan aku."
"Apa maksutmu?" Suara Harry meninggi.
"Tinggalkan aku, Harry. Aku tidak baik untukmu."
"Tidak akan, aku hanya menginginkan dirimu seorang."
Sara menggeleng keras. "Aku mundur."
Harry menganga. "Apa maksutmu? Sara, aku tidak mengerti."
"Harry, aku---"
"Jangan, Sara. Jangan pernah melepaskanku, karna aku sudah pernah melepaskanmu dan aku tidak ingin kita berpisah lagi untuk kedua kalinya."
"But we should."
"Apa?"
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, aku bukan---"
Sara terbatuk-batuk memegangi dadanya, sesak bergemuruh dalam dada sehingga ia kesulitan untuk bernafas. Ia terus meremas seprai kasur sebagai pelampiasan.
"Baby? Baby?"
Harry cemas, ia menangkup pipi Sara dan menatap manik mata biru itu dengan tatapan lembut. Direngkuhnya tubuh mungil Sara.
"Stop, jangan lanjutkan omong kosong tadi. Kau tidak ingin memulai pertengkaran, kan?"
"Aku serius, Harry. Aku mundur sekarang."
"Sara, apa yang sedang kau pikirkan? Kau pasti bercanda."
"Tidak, aku tidak ingin tambah terluka. Aku mundur sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple | Harry Styles
FanfictionKisah cinta adik dari Liam Payne dengan Harry Styles. Apakah dengan menjadi adik Liam ia bisa memiliki kisah cinta yang mulus dengan teman kakaknya? Atau kisah cintanya berliku-liku seperti kisah cinta orang pada umumnya? Let's find out and don't fo...