15

1K 64 0
                                    

Harry's POV

Kemarin merupakan hari bahagiaku. Aku berhasil memiliki Sara seutuhnya. Ia menerimaku menjadi pacarnya.

Astaga, aku senang sekali.

Dan semalam saat aku meminta Sara untuk melakukannya, ia menolak. Aku tidak memaksanya untuk itu karna kami baru saja berpacaran, jadi mungkin ia belum mau melepas keperawanannya.

Pastinya aku mengormati Sara. Ia benar-benar perempuan yang susah didapatkan, mungkin stok perempuan sepertinya hanya sedikit di dunia.

Yeah, she told me that she's still virgin.

How lucky I'm. Mendapatkan perempuan yang masih menjaga keperawanannya hingga dewasa.

Hal itu membuatku makin ingin menjaganya dan enggan melepaskannya.

Memperhatikan wajah Sara saat tidur merupakan kegiatanku dari tadi. Ia sungguh cantik dan mempesona.

Siapa yang tidak tertarik padanya? Aku yakin seratus persen bahwa banyak lelaki yang tertarik pada Sara.

Anggun, cantik, penyayang, dan pintar menjadi satu paket dalam dirinya.

Aku menginap di kamarnya semalam karna ia yang memintanya sendiri. Tentu saja aku tak menolak.

"Uh-hm." Ia mengerang ketika aku mengelus pipinya. "Aku masih mengantuk. Pukul berapa ini?"

Aku tersenyum. "Masih pukul lima pagi."

"Mengapa kau tidak tidur saja?"

"Aku sudah tidak mengantuk."

Ia kembali memejamkan matanya dan mengamit tanganku.

She's cute.

"I love you, baby."

Aku merengkunya dan ia menurut. Pipinya sungguh menggemaskan jika sedang tertidur seperti ini, kucubit berkali-kali hingga ia mengerang dan membuka matanya.

"Jangan ganggu aku."

Aku terkekeh. "Aku tidak tahan, kau menggemaskan sekali."

"Stop it." Ucapnya dengan wajah datar, tanpa ekspresi sedikitpun. Tetapi tetap saja cantik.

Ia bangkit dan pindah untuk tidur di sofa. Astaga perempuan ini jika masalah tidur pasti seperti ini.

Pun aku bangkit dan menghampirinya yang terlelap di sofa. Ia menepis tanganku yang hendak mengangkat tubuhnya.

Jutek sekali.

"Sara, ayo kembali tidur di kasur. Badanmu bisa sakit jika tidur di sofa."

"Diamlah, aku sedang tidak ingin beradu mulut denganmu."

"C'mon, Sar."

Aku memaksa untuk menggendongnya dan merebahkan tubuhnya di kasur, kembali seperti tadi.

"Aku pusing, Harry."

"Maafkan aku, sayang." Aku pun mengecup keningnya. "Maafkan aku."

Ia mengangguk dan kembali tertidur pulas, aku enggan menganggunya lagi. Lagipula hari ini ia juga harus bekerja, kami berdua sama-sama bekerja.

"Sleep tight, baby girl."

.....

"Yo, Harry! Where have you been?" Sapa Liam setelah aku masuk ke kamar.

Aku meninggalkan Sara yang masih terlelap di kamarnya.

"Sara's room." Ucapku asal lalu meraih beberapa snack yang berada di meja.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang