Author's POV
"Adelaide! Let's make some noiseee!"
Teriakan fans begitu menggema di backstage, membuat seluruh crew harus mengenakan headphone.
Sara berubah drastis menjadi perempuan pendiam yang suka melamun, ia lebih banyak menyendiri di kamar untuk menghabiskan waktunya. Sophia terkadang mengajaknya untuk bergabung bersama yang lain, tetapi perempuan itu selalu menolak. Alasannya cukup simple, ia tidak ingin diganggu dan mengganggu The Boys. Tentu saja alasan itu diaggap tidak masuk akal, tetapi apa daya jika sekali Sara berkata tidak mau, seterusnya akan begitu.
Ia kembali bekerja seperti biasa. Sara bersikap profesional, ia tidak menyampuri urusan pribadi dengan urusan pekerjaannya. Jika disapa pun ia tetap membalas, walaupun hanya dengan senyuman. Ia juga memilih untuk makan sendiri, ketimbang harus satu meja dengan yang lain.
Meraih beberapa make up yang berjatuhan di lantai, Sara segera merapikan alat make up miliknya di box. Setelah ini ia tidak memiliki kegiatan, seperti biasanya.
Liam, ia sudah berusaha membujuk Sara untuk kembali bergabung serta bermain bersama yang lain tetapi ia terus menolak. Jangan salah, Liam tetap memberi kasih sayangnya pada Sara, seperti biasa, mengecup kening ataupun hal-hal yang biasanya mereka lakukan. Karna sikap Sara yang berubah drastis, terkadang dirinya pun tidak tahu harus bagaimana. Berkali-kali ia meminta saran pada Sophia, tetapi tetap saja tidak ada yang manjur. Sara benar-benar tidak ingin diganggu.
Harry, jangan tanyakan lagi bagaimana perasaannya sekarang ini. Sampai detik ini ia masih menaruh seluruh perasaannya pada Sara, walaupun ia merasa perempuan itu secara tidak disadari mulai menjauh. Sekarang ia benar-benar merasakan rasanya jatuh cinta dan sakit hati, baru pertama kali ia seperti ini. Sebelum-sebelumnya ia tak pernah bersikap seperti pada model-model yang sempat ia kencani, jika sudah putus ia langsung melupakannya begitu saja. Tetapi semenjak bertemu Sara, semuanya berubah drastis.
Louis, mungkin kalau digambarkan dengan kata-kata lelaki ini sudah hampir gila. Ia sudah berkali-kali meminta maaf pada Sara, dan tentunya perempuan itu memaafkannya. Tapi Louis mengerti jika Sara tidak ikhlas, perempuan itu masih menaruh rasa amarahnya pada dirinya.
Eleanor pun juga turut memberinya semangat dan masukan yang banyak, bagaimana ia harus bersikap, bagaimana caranya meminta maaf dengan sopan dan tulus, serta yang lainnya.Zayn, sekarang ia menjadi pendengar yang baik bagi Sara. Satu hari penuh ia habiskan untuk mendengar seluruh isi hati Sara. Ya, perempuan itu terang-terangan bercerita pada Zayn, awalnya memang malu tetapi lama kelamaan ia percaya bahwa Zayn tidak seperti yang lain. Zayn juga banyak memberi masukan pada Sara. Tentu saja setelah itu lelaki berdarah Pakistan ini bercerita pada sahabat-sahabatnya yang lain. Ia sempat menceritakan masalah Sara pada Perrie, dan banyak masukan dari kekasihnya yang bagus bagi Sara, lalu ia menyalurkannya. Zayn tipe lelaki setia, ia tidak mungkin berselingkuh. Jadi, Perrie tidak keberatan sama sekali, perempuan itu sangat ingin bertemu Sara.
Niall, walaupun terkadang ia menyebalkan dan tukang makan, tetapi ia sangat peduli dengan orang-orang yang disayanginya, termasuk Sara. Ia sempat menemui Sara tetapi perempuan itu sama sekali tidak menampakkan kesedihannya, sungguh cerdas. Tak bisa dipungkiri, ia juga merasa bahwa Sara menjauh. Ia merindukan adik angkatnya itu.
"Hei, Sara!"
"Hei, Brad. Long time no see."
Brad berjalan ke arahnya. "Yes. And what happen to you? You look mess."
"Something's that I won't tell to anyone."
Merasa tidak memiliki hak apa-apa, Brad hanya mengangguk mengerti. "Okay. Kau oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple | Harry Styles
FanfictionKisah cinta adik dari Liam Payne dengan Harry Styles. Apakah dengan menjadi adik Liam ia bisa memiliki kisah cinta yang mulus dengan teman kakaknya? Atau kisah cintanya berliku-liku seperti kisah cinta orang pada umumnya? Let's find out and don't fo...