6

1.1K 83 0
                                    

Sara's POV

Radisson Blue Plaza. Mall yang berada di tengah kota London. Menurutku cukup mewah karna diisi dengan brand-brand ternama seperti Prada, Kate Spade, Hermes, dan masih banyak lagi.

Seperti biasanya, suasa di dalam mobil daritadi canggung. Terkadang Harry menanyakan sesuatu padaku tetapi hanya kujawab singkat. Entah mengapa jika berada di dekatnya, aku jadi kesusahan berbicara.

Gugup? I guess so.

"Ayo." Ucap Harry saat sudah sampai di lobby utama. Ia menyerahkan kunci mobil kepada petugas valley.

Dengan cekatan aku melepas safety belt lalu melangkah keluar.

Harry menarik tanganku dan menggenggamnya.

Kuulangi, Harry Styles menggenggam tanganku kawan-kawan.

"Kau tidak perlu canggung seperti itu, sweety."

Sweety? Again, Har? Really?

Bisa kurasakan kupu-kupu berterbangan di perut. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

Is this even real?

"Ya." Ucapku gugup.

"You look cute and sexy at the same time you know." Ucapnya lalu ia mengedipkan sebelah matanya ke arahku.

"Berhenti menggodaku, Styles."

"Hei, aku tidak menggodamu. Jadi kau merasa aku sedang menggodamu, huh?"

Crap. Ia menjebakku.

Aku tidak menjawab pertanyaannya melainkan memilih untuk diam. Sial, pipiku pasti sudah merona.

Menelusuri mall, Harry memutuskan untuk membeli Starbucks terlebih dahulu karna tujuan pertamanya adalah membeli kopi.

To be honest, Harry cukup simple dengan skinny jeans dan kaos putih polos yang di kenakannya hari ini. Juga sepatu converse hitam yang kupikir cocok dan pas di kakinya. Ia juga memakai beanie dan kacamata hitam, berjaga-jaga jika ada wartawan ataupun Directioners.

Sebetulnya aku juga takut jika nanti bertemu beberapa Directioners. Kalian tahu bukan bahwa mereka pernah menyiksaku dengan alasan tidak menyukaiku sebagai adik Liam?

It hurts.

Aku memutuskan untuk menunduk jika bertemu beberapa anak muda perempuan yang tengah menatapku dan Harry. Siapa tau mereka Directioners.

"Satu Caramel Frap extra Sauce dan... Sar, kau ingin apa?" Senggol Harry.

Aku tersenyum ke arahnya. "Vanila Blend satu, tanpa whipcream."

"Baik, jadi satu Caramel Frap extra Sause dan satu Vanilla Blend tanpa whipcream. Ukurannya?" Tanya barista, ia melihat ke arahku dan Harry bergantian.

"Grande." Ucapku bersamaan dengan Harry.

Aku dan dia tertawa kecil. Sang barista juga ikut terkekeh.

"Semuanya £6,"

Harry memberikan uang kepada si barista Starbucks yang bernama 'Robbin' itu. Well, aku bisa melihat dari name tag yang berada di kanan dadanya.

"Have a great day, pasangan yang sangat cute."

Apa? Pasangan?

Harry terkekeh. "Yeah."

Menerima minuman yang kupesan, aku dan Harry ingin bersantai sejenak sehingga memilih tempat duduk di luar. Menghadap langsung ke arah jalanan kota London.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang