27

1K 60 6
                                    

Contains a little bit smut.

•••

Harry's POV

"Aku hanya takut, apakah kau akan meninggalkanku setelah berhasil bercinta denganku nantinya?"

Oh astaga. Aku memang brengsek menggunakan Kendall sebagai partner seks-ku dulu, tetapi sungguh dengan Sara aku tidak sebejat itu. Tidak mungkin aku meninggalkannya begitu saja.

Kuakui dulu aku memang sering bercinta dengan Kendall, atas dasar nafsu bukan cinta maupun sayang. Ia juga tidak menuntutku untuk menjadi kekasihnya lagi, well, kami berdua sama-sama nafsu.

Dan sekarang aku sudah berubah, aku tidak lagi bercinta dengan sembarang perempuan. Terlebih lagi semenjak dengan Sara, aku jadi tidak berani menyentuh perempuan lain. Oh jangankan perempuan lain, menyentuh Sara pun aku tidak berani. Well, dalam artian bercinta bukan make out. Sara masih enggan melepas keperawanannya padaku dan aku mengerti. Tidak masalah sama sekali bagiku.

Dan kuakui aku sama sekali tidak memiliki niat untuk menjadikannya partner seks-ku. Aku benar-benar tulus mencintai dan menyayanginya. Tidak ada unsur paksaan ataupun palsu, aku sudah jatuh hati padanya sejak pandangan pertama.

"Ssshhhh."

Aku menariknya kepelukanku.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, oke?"

"Hmmm."

"Kau masih meragukanku?"

Sara hanya diam. Ia menarik tubuhnya menjauhiku.

"Maafkan aku, Harry. Maafkan aku."

Ia duduk di kasur, menundukkan kepalanya, dan selalu saja jika sedang gugup bermain dengan jari-jari tangannya. Aku tidak mengerti dengan ucapannya barusan, maaf untuk apa?

Menghampirinya, aku meraih tangan Sara dan menggenggamnya. Menciumnya dengan lembut, aku berusaha membuktikan jika aku tidak main-main dengannya.

"Maaf untuk apa, sayang?"

Ia menggeleng keras. "Maafkan aku, Haz. Maafkan aku."

Mengernyitkan dahi, aku semakin tidak mengerti dengan ucapannya. Maaf untuk apa? Ia tidak salah sama sekali dan seharusnya akulah yang meminta maaf.

"Hei, tatap mataku. Mengapa kau selalu menyembunyikan wajah cantikmu itu, hm?"

Sara terdiam. Kuraih dagunya dan betapa terkejutnya aku ketika melihat matanya yang berair, pipinya sudah basar karna air mata, serta hidungnya pun memerah. Ia tidak bisa bohong, Sara tidak pintar dalam menyembunyikan sesuatu padaku.

"Ssshhhh."

"Maafkan aku, maafkan aku. Aku---aku belum siap, Harry."

Siap untuk apa?

Oh aku tahu, ia belum siap untuk melepas keperawanannya.

"Aku tidak keberatan, Sara. Aku akan menunggumu hingga siap, oke?"

"Maafkan aku."

"Hei, hei, berhenti untuk meminta maaf padaku sayang. Kau tidak salah sama sekali, aku juga tidak keberatan."

"Tapi kau tidak akan meninggalkanku, kan?"

God, bahkan wajah polosnya pun menggemaskan sekali, siapa yang tidak menyukainya?

"Tentu tidak."

Aku tersenyum dan mengecup kedua matanya lalu turun menuju hidung dan terakhir bibirnya.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang