Sara's POV
Aku terbangun lebih awal daripada yang lain padahal aku baru tidur pukul setengah dua pagi, aku hanya menemani Harry tidur dan mengelus pipinya sesuai permintaan darinya.
Setelah membersihkan diriku, dengan segera aku berapakaian rapi dan menyiapkan segala kebutuhkanku untuk liburan. Well, hanya yang kurang-kurang saja. Seperti sepatu dan tas yang akan kupakai disana. Liam bilang kita semua akan berangkat pukul sepuluh pagi, tentunya dengan private jet.
Kulihat Harry yang masih tertidur pulas di atas ranjangku. Ia terlihat begitu nyaman dan tenang dengan guling dipelukannya. Rambut keritingnya berantakan, tetapi itu lah yang membuatnya terlihat menggoda.
"Princess?"
Tidak kuduga jika Liam sudah bangun, ia sedang menonton televisi di ruang tengah. Pasalnya aku ingin membuat sarapan, tetapi tidak sengaja melewati dirinya. "Kau sudah bangun?"
"Tentu saja, aku tidak ingin yang lainnya terlambat karna tidak ada yang membangunkan mereka semua. Kau sendiri?"
"Aku---entahlah ini aneh, padahal aku baru tidur pukul setengah dua pagi tadi, tapi sekarang sudah bangun."
Ia mengerutkan dahinya. Pun aku langsung mengambil tempat duduk tepat di sebelah Liam.
"Kau lebih baik istirahat, ini masih pukul setengah tujuh pagi."
"Mataku pedas, Li."
"Nah."
"Uhm, aku berniat untuk membuat pancake, kau mau?"
"Boleh. Bagaimana jika kita membuatnya bersama? Kau tahu, kita sudah jarang memasak bersama semenjak aku sibuk."
"Sounds good."
Liam mengecup pelipisku sebentar lalu menarik tanganku menuju dapur.
"Kita sudah punya bubuknya jadi tinggal di seduh saja."
Aku menyiapkan beberapa bahan tambahan yang dibutuhkan seperti gula, mentega, dan dua butir telur. Sedangkan kulihat Liam sedang sibuk dengan buah-buahan dan topping pancake seperti selai, sirup maple, dan yang lainnya.
Kusiapkan mangkuk besar lalu kuseduh bubuk pancake ini dengan air hangat. Perlahan mulai kuaduk agar tercampur dengan rata.
"Liam!" Pekikku ketika merasakan tangannya melingkar di sekitar perutku. "Kau membuatku terkejut, untung saja tidak tumpah."
Ia terkekeh dan tangannya mengikuti arah pergerakan tanganku, mengaduk bersama-sama.
"Mengapa kau sekarang tambah tinggi, hm?"
"Liam, aku manusia yang pasti bisa tumbuh, kau ini bagaimana."
"Tapi tidak normal, sekarang tinggimu sudah hampir se-leherku."
Aku hanya menggeleng dan melanjutkan pekerjaanku. Ternyata adonannya sangat sulit untuk bercampur dengan air, lengket. Sedikit kesulitan ketika aku mengaduknya dengan tangan Liam berada di atas tanganku.
"Princess, apa kau ingin mengunjungi Mom dan Dad di Amerika?"
"Aku berniat untuk pindah di Amerika, lebih tepatnya di Los Angeles."
"Mengapa?"
"Karena---well, aku hanya ingin suasana baru dan merasakan hidup sendiri di tengah orang baru."
"Kau sudah membeli apartement disana?"
"Lebih tepatnya akan."
Ya, aku berniat untuk membeli apartement di Los Angeles karna uang tabunganku sudah lebih dari cukup untuk membelinya. Kemarin aku searching dan mendapat beberapa view apartement yang bagus. Harga yang ditawarkan pun lumayan, tidak terlalu mahal ataupun murah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple | Harry Styles
أدب الهواةKisah cinta adik dari Liam Payne dengan Harry Styles. Apakah dengan menjadi adik Liam ia bisa memiliki kisah cinta yang mulus dengan teman kakaknya? Atau kisah cintanya berliku-liku seperti kisah cinta orang pada umumnya? Let's find out and don't fo...