29

920 54 2
                                    

Sara's POV

Harry memang tampan, aku mengagumi setiap bagian dari tubuhnya. Terlebih lagi pada bagian wajahnya, ia begitu tampan dan mempesona, manik mata hijau miliknya benar-benar indah dan aku sudah sering tersesat di dalamnya. Hidung mancung, serta bibir merah nan manis yang telah sering kurasakan.

Mengadah untuk merubah posisi, aku mencondongkan tubuhku ke arahnya. Harry tertidur dengan posisi tengkurap yang membuatku gemas. Ia terlihat begitu nyaman dengan posisinya. Rambut keriting Harry berantakan membuat kesan sexy di dalam dirinya muncul.

Aku sibuk mengamati wajahnya yang polos jika tertidur seperti sekarang ini hingga aku merasakan pergerakan tubuhnya. Cepat-cepat aku memejamkan mata dan berpura-pura tidur, semoga ia tidak tahu jika aku memperhatikannya.

"Oh ayolah, aku tahu aku tampan."

Sialan, morning voice Harry sukses membuatku meleleh. Suaranya begitu sexy dan renyah di telingaku. Ia mengguncang-guncangkan tubuhku dan itu cukup membuat kepura-puraanku gagal.

"Aku tampan, kan? Ayolah, mengaku saja. Aku bisa merasakannya jika kau memperhatikan wajahku terus menerus."

"Kau terlalu percaya diri."

Harry terkekeh lalu mengarahkan tangannya untuk mengusap pipiku. "Pagi, sayang."

"Pagi juga, Harry."

"Morning kiss, hm?"

Memutar kedua bola mataku, aku mencubit pipinya gemas. Ia sudah meminta jatah di pagi hari, bagaimana jika aku menjadi pendamping hidupnya kelak nanti? Oh, aku terlalu berandai-andai. Tapi aku akan begitu senang dan bahagia jika itu menjadi kenyataan.

"Aku tidak mau."

Kulihat Harry mengerucutkan bibirnya. "Kau sudah bosan dengan bibirku?"

"Sepertinya begitu."

"Jadi kau sudah bosan dengan bibirku? Kau serius? Oh, apakah aku bermimpi?"

Ekspresinya pun dilebih-lebihkan. Ia menjadi begitu dramatis akhir-akhir ini.

"Bercanda." Aku meraih dagunya dan mengecup bibir Harry sekilas, terasa begitu kilat dan aku sedikit menyesal.

"Ingin lagi." Rengeknya. "Ingin lagi, Sar. Tadi hanya dua detik, aku menghitungnya."

"Nanti saja, Haz."

"Uh, baiklah."

Aku terkekeh dan mengelus rambut keritingnya, ia terlihat menikmatinya hingga memejamkan mata.

"Kau ingin berendam bersamaku?"

Apa? Aku tidak salah dengar, kan? Ia baru saja bertanya padaku untuk berendam bersama?

"Kau membawa bikini, kan?"

Sialan. Aku memerah mendengar ucapannya barusan. Entahlah, terasa begitu vulgar di telingaku. Padahal kalau dipikir-pikir biasa saja.

"Hei, tidak perlu malu, kau membawanya kan?"

Aku mengangguk.

"Lantas apa lagi? Ayo."

Pun aku segera bangkit dan meraih bikini berwarna putih yang menurutku simple. Well, aku membawa setidaknya lima bikini di koperku.

Sekujur tubuhku menegang melihat Harry yang hanya dibalut dengan boxer dan seluruh tatto yang berada di tubuhnya terpampang jelas. Ia juga membiarkan rambut keritingnya tergerai begitu saja.

Tubuhku masih terbalut dengan kimono, perlahan aku mulai mendekat ke arahnya. Ia seperti sedang melakukan pemanasan, well, seperti olahraga ringan.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang