36

918 57 0
                                    

Author's POV

"Jadi, apa yang membuatmu mengirim pesan-pesan tidak penting itu kepada adikku?"

Perempuan itu terkekeh. "Aku hanya ingin menggodanya, as simple as that."

"Menggoda siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan adikmu itu?"

"Kendall, kumohon jangan lagi mengirimkan pesan-pesan tak berguna itu. Sara tidak memiliki salah apapun padamu."

"Hey, watch your mouth." Ia mengarahkan jari telunjuknya di depan wajah Liam. "Ia merebutnya dariku." Lalu diarahkannya pada Harry.

Sara termenung. Ia hanya diam, tidak bisa berkata apa-apa. Setelah perdebatan dengan Liam semalam, kakaknya memutuskan untuk mengundang Kendall ke rumah. Selain untuk membicarakan masalah pesan itu, juga untuk meluruskan maksut Kendall. Berkali-kali ia menggigit bibir bawahnya hanya untuk menahan rasa sakit.

"Kendall, kita sudah berakhir. Dan satu lagi, Sara tidak merebutku darimu."

"Kau memutuskan secara sepihak, oke? Cukup menjelaskan jika aku masih ingin bersamamu kala itu, hingga sekarang pun."

Liam menggeram. "Tolong, lupakan Harry. Biarkan ia bahagia bersama adikku."

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi diriku, Payne. Aku hanya dipakai lalu ditinggalkan seenaknya saja. Bukankah itu menyakitkan?"

Tatapan sinis dari Kendall berkali-kali Sara dapatkan, hingga dirinya memutuskan untuk menunduk. Tak segan-segan ia meraih tangan Liam dan digenggamnya erat.

"Tapi itu sudah lama, Ken. Dan kau pikir aku masih brengsek seperti dulu? Oh, aku sudah jauh lebih baik."

Kendall tertawa renyah. "Sekali brengsek tetaplah brengsek." Ia mengibaskan tangannya di udara. "Aku yakin, kau masih ingin merasakanku."

"Jangan terlalu percaya diri, Jenner."

"Baiklah, lihat apa yang akan kulakukan padamu setelah ini."

Harry nampak kebingungan dengan ucapan Kendall barusan. Perempuan itu berjalan ke arahnya dengan senyuman lebar, sesekali melirik ke arah Sara dengan sinis. Liam pun menggeram, ia seperti tahu apa yang akan dilakukan Kendall setelah ini. Perempuan itu duduk di pangkuan Harry, membuatnya terkejut. Termasuk Sara, jantungnya serasa berhenti berdetak selama beberapa saat.

"Lihat." Kendall tersenyum sebelum meremas penis Harry di bawah sana, tangannya yang lihai cukup membuat siapapun terangsang.

"Kau menikmatinya, kan?"

Harry menggeleng, memejamkan mata. Ia mengaku brengsek, sentuhan siapapun mampu membangkitkan nafsunya. Nafasnya memburu, mencoba untuk menahan nafsunya.

"Kendall, lebih baik kau keluar dari rumahku sekarang juga." Tegas Liam. "Kau hanya memperburuk suasana."

"Tidak setelah yang satu ini."

Bibirnya menjamah bibir Harry, membuat Sara terkejut. Niall dan Louis yang niatnya ingin mengembalikan piring kotor ke dapur pun memekik, sehingga sekarang pandangan mengarah pada mereka berdua.

"Astaga, Harry!" Pekik Niall. "Kau bodoh!"

Louis menggelengkan kepalanya.

"Hi, Niall dan Louis. Long time no see, miss me?"

"Aku tidak pernah merindukanmu, Jenner." Ucap Niall. "Ya, aku juga." Sambung Louis.

Sara terdiam membeku, ia tak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya kaku dan bibirnya kelu.

Simple | Harry Styles Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang