"Sepertinya aku adalah dewi yang kuat, sekarang. Tidak ada rasa sakit ditubuhku. Apakah ini kekuatan tersembunyiku." Ucap Carma dengan bangga setelah sadar.
Carma berjalan keluar dari kamarnya, ia melihat kearah dewa laut yang melewati kamarnya.
"Dewa laut," panggil Carma.
Lorenzo hanya menoleh sebentar dan lanjut berjalan. Carma berinisiatif menarik tangan suaminya.
"Lepaskan aku, apa kau tidak bisa melihat keadaannya sekarang? Dewi bulan sedang sekarat. Kau hanya bisa merepotkanku," amarah Lorenzo dan lansung meninggalkan Carma begitu saja.
"Maaf," katanya dengan pelan.
"Ternyata ia keliatan begitu panik karena dewi bulan, bukan karena aku? Aku memang tidak mengharapkan apapun, tapi ini cukup menyakitkan." Batin Carma berusaha menahan air matanya.
"Ingat!! Aku tidak boleh cengeng. Dia menyukai wanita yang kuat dan serba bisa seperti dewi bulan." Carma berusaha menyemangati dirinya sendiri disaat hatinya terasa sangat sakit dan berasa dikhianati.
Lorenzo tiba-tiba berjalan kembali kearahnya membuat Carma tersenyum dan sedikit berharap.
"Carma," panggil Lorenzo.
"Iya?" Jawab Carma sambil tersenyum senang.
"Aku membutuhkan darahmu," balas Lorenzo dengan wajah yang terlihat panik dan memutih.
"Tentu saja, ambil sebanyak apapun yang kamu mau." Carma sama sekali tidak tau apa yang akan dilakukan dengan darahnya tapi ia senang bisa membantu suaminya.
Lorenzo lansung memeluk Carma dengan erat, "terima kasih, Carma. Kau memang yang terbaik. Aku tidak tau harus bagaimana lagi jika dewi bulan tewas karena ulah manusia gila itu." Ucap dewa laut tanpa memikirkan perasaan istrinya.
Hancur, hatinya lagi-lagi hancur. Tapi, ia berusaha tersenyum. "Iya, sama-sama. Aku akan berusaha menyelamatkannya."
Darah dewi karma dapat menyelamatkan orang lain tapi kekurangannya ia yang akan menganti rasa sakit yang di derita dewa lain. Tidak ada yang mengetahui kebenaran tentang hal ini hanya ia yang tau dan ia berusaha menutupi hal ini agar bisa membantu orang lain.
Mereka berjalan kearah kamar dewi bulan dan disana Selena terlihat terbaring lemah dengan wajah pucat. "Manusia itu memanah bahu dewi bulan dengan panah beracun. Kau hanya perlu meneteskan darahmu tepat dilukanya." Jelas Lorenzo dengan beberapa dewa yang berdiri menunggu kesembuhan Selena.
Selena sang dewi bulan selalu diagungkan. Keberadaannya dianggap sangat penting bahkan dewa agung juga menginginkan kesembuhannya.
"Baiklah,"
Tanpa basa-basi Carma menyayat tangan kanannya dan meneteskan darahnya tepat di luka Selena.
Tes
Tess
Tesss
Beberapa menit kemudian Selena tersadar dan semua dewa berfokus pada kesembuhan dewi bulan. Para dewa yang saling berdesakan membuat keberadaan Carma tersingkir.
Carma memegang bahunya dengan wajah pucat sambil menahan rasa sakit dan menuju ke kamarnya. "Racun apa ini? Rasanya sangat nyeri sekali."
Ditengah jalan menuju kamarnya Carma terjatuh dan tidak kuat berdiri. Ia berusaha merangkak menuju ke kamarnya agar tidak menjadi pusat perhatian karena kondisinya.
"Carma?" Panggil seorang dewi sambil tersenyum jahat.
Carma menoleh kearah sumber suara, "dewi bunga?" Ia tidak menyangka akan bertemu dengan dewi bunga disaat seperti ini. Dewi yang paling ingin ia hindari malah yang melihatnya dikeadaan seperti ini. Sepertinya ini tidak akan berakhir dengan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
C A R M A
FantasyMereka memanggilku Carma si dewi polos dan lemah yang mendatangkan malapetaka. Kenyataannya aku hanya seorang dewi yang ingin diperhatikan oleh semua orang, tapi itu terlalu sulit untukku yang tidak dicintai oleh siapapun ini. Karena itulah aku memu...