"Tidak seharusnya kau kembali ke Kerajaan langit. Kau harus menguasai kerajaan iblis. Mereka semua menunggumu disana." Ucap sebuah arwah hitam yang tidak dapat dilihat jelas oleh Carma karena penglihatannya yang buruk.
"Lagi-lagi dirimu," ucap Carma yang memincingkan matanya berusaha melihat dengan jelas namun nihil. Ia tidak bisa melihat dengan jelas.
"Kembalilah, sebelum kau menyesalinya. Aku sudah mengumpulkan semua kekuatanmu untuk menghancurkan dunia. Kau hanya perlu menerimanya." Jelas arwah hitam yang seakan Carma adalah tuannya.
"Lagi-lagi kau menyuruhku untuk menghancurkan dunia. Aku sama sekali tidak tertarik dengan hal itu." Balas Carma yang memutar matanya malas.
"Hanya kau dewi karma yang bisa melakukannya karena didarahmu mengalir darah dari semua suku. Kau adalah lambang dari pemilik dunia terkuat yang tidak bisa dikalahkan oleh siapapun. Kau juga ditakdirkan untuk memberi cobaan pada dunia." Arwah hitam menjelaskan semua dengan sungguh-sungguh.
Carma menertawakan arwah hitam yang seolah bercanda dengannya. "Aku? Pemilik dunia? Jika itu benar-benar terjadi mungkin waktu itu aku tidak akan mati."
"Itu adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kekuatan yang sangat kuat. Kau telah merasakan rasa sedih, sakit hati dan dibenci dengan begitu kau akan lebih kuat dari sebelumnya dan tidak akan terkecoh dengan hal duniawi. Dan satu hal yang perlu kau ingat, jangan pernah meneteskan air matamu lagi karena itu adalah kelemahanmu, kau akan kalah ketika meneteskan air mata."
"Kau selalu menyuruhku untuk tidak menangis, aku bukan Carma yang dulu. Aku tidak akan kalah lagi." Balas Carma dengan mata yang tajam.
Carma lansung terbangun dari tidurnya, ia telah memimpikan hal yang sama selama 5 tahun. Arwah hitam yang terus menerus menyuruhnya untuk menerima kekuatannya. Kekuatan yang bisa menghancurkan dunia.
Apa yang dilakukan Lorenzo selama 5 tahun belakangan ini? Entahlah, Carma juga tidak peduli tentang apa yang ia lakukan selama itu. Hati yang hancur karena sakit hati tidak akan semudah itu untuk disembuhkan. Bukankah seperti biasanya ia sangat sibuk dengan perang, misi dan kedamaian dunia. Ini bukan hal yang bisa membuat Carma peduli lagi. Cintanya sudah hilang bersama dengan jurang penghancur.
"Carma," panggil seorang pria yang sangat ia kenali.
Carma berusaha melihat ke sumber suara dengan mata yang tidak dapat melihat dengan jelas.
"Sepertinya anda sudah kembali setelah 5 tahun." Ucap Carma yang berusaha sopan dan tidak mengenali orang yang ada di depannya.
"Aku telah menemukan obat yang bisa membuat matamu dapat melihat dengan jelas lagi" ucap Lorenzo dengan senang.
Tapi, percuma. Hati yang sudah mati tidak akan bisa dihidupkan lagi. Carma hanya tersenyum tipis. Ia memajukan wajahnya dan menyentuh mata Lorenzo pelan. "Matamu sangat indah, bagaimana jika aku menginginkannya?" Tanya Carma sambil tersenyum penuh arti.
"Aku tidak bisa memberikannya padamu." Tolak Lorenzo secara lansung.
"Aku sudah menebaknya, kau tidak akan memberikan apapun yang kuinginkan." Batin Carma.
"Aku hanya bercanda," balas Carma.
"Tutup matamu, aku akan menyembuhkannya." Suruh Lorenzo.
Tapi, Carma tidak menaatinya. "Aku tidak ingin mataku disembuhkan. Lebih baik seperti ini agar aku bisa mengingat dengan jelas alasan agar aku harus terus hidup." Balas Carma dengan kalimat penuh dengan siratan.
"Aku telah mencari ini selama 5 tahun. Apakah kau tidak bisa menghargai sedikit usahaku?" Tanya Lorenzo dengan sungguh-sungguh.
"Karena mataku adalah jawaban dari semua pertanyaanku karena iru aku menolah untuk disembuhkan." Jawab Carma.
"Aku juga tidak percaya jika kau mencarikan obat untuk mataku selama 5 tahun. Kau? Dewa yang memiliki ambisi yang sangat tinggi mencarikanku obat? Seperti sebuah dongeng yang penuh dengan kebohongan." Batin Carma yang sudah mati rasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/320960576-288-k150556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
C A R M A
FantasyMereka memanggilku Carma si dewi polos dan lemah yang mendatangkan malapetaka. Kenyataannya aku hanya seorang dewi yang ingin diperhatikan oleh semua orang, tapi itu terlalu sulit untukku yang tidak dicintai oleh siapapun ini. Karena itulah aku memu...