"Kata-katamu itu terdengar basi di telingaku." Ucap Lorenzo dengan kasar.
Carma berusaha menahan air matanya agar tidak menangis didepan suaminya itu. Suami yang hanya menemuinya disaat penting saja. Tapi, ia mencintainya.
"Ma..af," hanya ini yang bisa Carma ucapkan.
"Kali ini kau mencariku karena apa?" Tanya Carma dengan wajah polosnya.
"Apakah mencarimu membutuhkan alasan?" Tanya Lorenzo dengan wajah dingin dan tegas.
Carma mengeleng sambil berusaha tersenyum, "Tidak." Jawabnya pelan dan merasa bahagia ketika Lorenzo mencarinya.
"Oh iya, aku memiliki hadiah untukmu." Ucap Carma sambil menunjukan gelang merah yang terbuat dari seutas tali pada Lorenzo.
"Sampah seperti ini kau sebut hadiah?" Lorenzo memang tipe pria yang tidak bisa berkata lembut dan Carma mengetahui hal itu.
Carma hanya tersenyum ketika Lorenzo mengatakan hal itu, "Kata dewi cinta ini akan membuat cinta kita menjadi abadi." Ucap Carma yang ingin memasangkan gelang itu ke tangan Lorenzo tapi dengan kasarnya dewa laut menepis tangan Carma.
"Aku tidak percaya dengan hal konyol seperti itu." Balas Lorenzo dengan kasar.
Carma mengambil gelang yang terjatuh di tanah, "kau tidak perlu percaya. Anggap saja ini hadiah pertamaku padamu." Wajah polos Carma berharap suaminya menerima hadiahnya.
"Baiklah," jawabnya dengan singkat dan membiarkan Carma memakaikan gelang itu padanya.
Carma menunjukan gelang yang ada di tangannya, "gelang ini menunjukan kita adalah pasangan yang tidak akan terpisahkan. Berjanjilah padaku, jangan melepaskan gelang ini apapun yang terjadi." Carma menunjukan jari kelingkingnya dan berharap Lorenzo berjanji padanya.
"Memuakan," katanya dengan singkat tapi berhasil menyakiti perasaan Carma.
Carma berusaha terus tersenyum agar Lorenzo tidak membencinya, "Sebenarnya sangat banyak sekali barang yang ingin aku berikan padamu tapi aku tau kau pasti akan menolaknya. Jadi, setelah berhari-hari akhirnya aku memilih untuk memberikanmu gelang polos ini." Carma berusaha mempertahankan senyumnya.
"Pernikahan kita hanya karena penjodohan. Jangan berharap terlalu banyak," ucapnya yang berusaha menyadarkan Carma.
"Maaf, jika aku menganggumu." Carma menundukan kepalanya.
"Aku akan mengambil kembali gelang ini," lanjut Carma yang memegang gelang yang ada di tangan Lorenzo.
"Tidak perlu, aku akan menganggap hadiah ini sebagai hadiah pertama dan terakhir darimu." Ucap Lorenzo yang menyingkirkan tangan Carma.
Dewi Karma tidak tau ia harus senang atau sedih ketika suaminya berkata seperti itu. Tidak akan ada hadiah lagi yang bisa ia berikan pada pria ini.
"Aku akan pergi untuk menjalankan tugasku di dunia manusia bersama dewi bulan selama 30 hari. Jangan mencariku dan jangan menyentuh barangku." Tegas Lorenzo seakan memperingati Carma.
"Lagi-lagi, kau pergi dengan dewi bulan." Carma menghela nafas panjang dan tidak sengaja mengucapkan secara lansung isi hatinya.
"Dia kuat dan bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat." Jujur Lorenzo.
"Iya, aku mengerti." Ucap Carma dengan cemberut tapi masih berusaha tenang dan tersenyum.
Lorenzo adalah pria yang cuek dan kasar. Ia hanya tau tentang tugas dan perintah, ia juga tidak ingin tau bagaimana orang lain melihat dirinya.
"Kalau begitu hati-hati," Carma melihat kearah Lorenzo yang berjalan meninggalkannya tanpa menoleh. Ia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun.
"Apakah begitu sulit untuk membalas ucapanku? Ia bahkan tidak bertanya tentang wajahku yang bengkak karena tamparan dewi bunga," Carma berbicara pada dirinya sendiri dan menatap kearah punggung Lorenzo yang semakin jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
C A R M A
خيال (فانتازيا)Mereka memanggilku Carma si dewi polos dan lemah yang mendatangkan malapetaka. Kenyataannya aku hanya seorang dewi yang ingin diperhatikan oleh semua orang, tapi itu terlalu sulit untukku yang tidak dicintai oleh siapapun ini. Karena itulah aku memu...