30 - Suara

2.5K 206 16
                                    

"JANGAN BIARKAN DEWI KARMA KABUR." Perintah dewa bintang.

"Sebaiknya kau diam dewa bintang karena amarahku sangatlah tipis ketika dihadapkan dengan mulutmu itu." Balas Carma yang berjalan mendekat kearah Zeref.

Bugh

Dewa bintang mengeluarkan kekuatannya dengan kuat hingga membuat Carma terjatuh.

Hahahahaha

Suara tawa Carma mengelegar di seisi kekaisaran langit. "Kau benar-benar telah meremehkanku dewa bintang." Sinis Carma yang dari awalnya tawa berubah menjadi amarah.

"TANGKAP DIA ZEREF!!!! JANGAN MELEPASNYA AKAN KUPASTIKAN AKU MENCABIK TUBUH HINGGA KETULANGNYA." Amarah Carma meledak.

"Baik, yang mulia." Balas Zeref yang lansung menaati perintah dari Carma lalu menangkap dan membawanya dihadapat dewi setengah iblis itu.

Dewa bintang sama sekali tidak bisa melawan kekuatan Zeref yang begitu besar dan tidak sebanding dengannya. Dengan cepat ia lansung di tangkap begitu saja.

"Sepertinya kau sama sekali tidak menyayangi nyawamu." Carma kembali tersenyum.

"Aku tidak takut denganmu Carma, cuih." Balasnya dan meludah tepat di baju Carma.

Tangan Carma lansung mengarah kearah leher dewa bintang. "Jika kau tau tentangku, aku tidak pernah lansung membunuh musuhku. Aku akan membuat musuhku semenderita mungkin dan bahkan ketika mereka sangat ingin mati pun. Aku tidak akan membiarkan musuhku mati dengan mudah hingga aku puas melihatmu sangat menderita."

"A.ku ti.dak ta.kut de.ngan.mu" kekeh dewa bintang.

"Aku akan mengambil pita suaramu dan membuatmu tidak akan bisa berbicara seumur hidupmu. Dengan begitu pelahan demi pelahan kau akan menyesali perbuatanmu dan merasa kau adalah orang yang paling tidak berguna di dunia. Bukan hanya itu, setiap kali kau membukakan mulutmu ternggorokanmu akan terasa seperti dibakar. Itu akibatnya jika kau terus melawanku." Carma mengeluarkan kekuatannya dan mengambil pita suaranya dengan kekuatannya.

ARGHHHHHHHHHHHH

Suara nyaring akibat rasa sakit yang ia rasakan adalah suara terakhir yang bisa ia teriakan.

"Carma, hentikan." Terdengar suara sedih seorang pria sambil meneteskan air mata darahnya.

"Sudah terlambat, Lorenzo. Aku tidak akan membiarkan lagi diriku terus kalah karena dunia yang tidak adil ini." Balas Carma yang berjalan kearah Lorenzo.

"Jika kau terus membunuh dan menyakiti orang lain. Suatu saat kau akan menyesalinya." Lorenzo berjalan kearah Carma.

"Aku lebih baik menyesal karena telah membunuh daripada aku harus menyesal karena tidak membalaskan perbuatan kalian." Carma berusaha tersenyum dan mengepal tangannya dengan erat.

"Seingatku, kau bukanlah dewi penghancur seperti ini. Kau dulunya adalah dewi yang memiliki perasaan terbaik yang pernah aku kenal." Lorenzo berusaha menebak keberadaan Carma dengan penciumannya. Carma memiliki aroma khas yang hanya bisa ia rasakan.

"Dewi yang sedang kau bicarakan itu, sudah sangat lama mati. Sekarang dihadapanmu hanya ada dewa iblis yang akan menghancurkan semuanya hingga menjadi rata termasuk dirimu." Suara Carma yang begitu penuh dengan kebencian dapat dirasakan oleh seluruh dewa tanpa terkecuali.

"Jika kau sangat membenciku maka bunuhlah aku." Pinta Lorenzo.

"Aku tidak akan membuatmu mati dengan mudah. Akan kupastikan kau sangat-sangat menderita dan bahkan saat dirimu tidak ingin hidup lagi. Disaat itu juga, aku akan membuatmu lebih menderita lagi. Aku tidak akan melupakan semua yang telah kau perbuat dengan mudah."

Lorenzo tersenyum di sela-sela kesedihannya. "Aku akan menunggumu membalaskan semua rasa bencimu itu, padaku. Carma."

C A R M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang