29 - Kesal

2.3K 195 9
                                    

Jleb

Beberapa menit yang lalu sebelum terdengarnya suara tusukan yang sangat mengerikan dan seketika dunia tiba-tiba terasa senyap.

"Aku akan membuatmu membayar semuanya. SEMUANYA. Semua yang kau ambil dariku" Ulang dewi karma penuh dengan amarah.

"Kau benar-benar terlihat berbeda dewi karma. Tidak seperti dulu, dewi yang sangat polos dan selalu berpikiran positif." Balas Lorenzo dengan wajah datar.

"Dan bodoh." Lanjut Carma.

"BUNUH DIAAA!!" Perintah dewa bintang ketika melihat kuku dewi karma yang semakin memanjang dan siap menyerang.

Semua pasukan kerajaan langit lansung mengeluarkan pedang dan berlari mendekat kearah dewi karma untuk membunuhnya. Tapi, dengan satu hentakan dari dewa laut mereka semua lansung terhempas jauh.

"JANGAN MENYENTUHNYA!!" Perintah dewa laut bersamaan dengan hentakan dari kekuatannya.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah kehilangan akalmu, dewa laut?" Tanya dewa bintang yang menatap tidak percaya.

"Aku tidak percaya kau akan mengeluarkan kekuatanmu itu. Tapi, aku tidak peduli karena aku bisa mengalahkan mereka tanpa kekuatanmu dan membunuh mereka yang menggangguku secara bersamaan." Carma tersenyum miring sambil melihat kearah kukunya.

"Ini adalah urusanku dengannya, jadi berhenti mencampuri urusanku dengannya." Ucap Lorenzo dengan gagah.

"Wah... apakah setelah sekian lama kau akan bersikap seperti layaknya lelaki yang sangat adil?" Tanya Carma yang terdengar seperti ejekan.

"Apa yang membuatmu datang kesini?" Tanya Lorenzo lagi.

"Sepertinya ini bukan pertanyaan yang tepat karena kau sudah tau maksud dan tujuanku datang kesini." Jawab Carma tersenyum miring.

"Mundurlah kalian," perintah Lorenzo menyuruh para pasukan untuk mundur dan diikuti oleh semua pasukan.

Carma berjalan semakin dekat dan semakin dekat kearah Lorenzo.

Plakkk

"Ini adalah pembalasanku yang pertama karena aku telah memercayai semua ucapan dan tipu dayamu." Ucap dewi karma.

"Kurang ajar sekali kau dewi karma." Ucap Dewa bintang sambil mengepal tangannya dengan erat.

"Diamlah, harus kukatakan berapa kali dewa bintang bahwa ini bukan urusanmu." Balas Lorenzo dengan wajah datar.

"Yang kedua, aku akan bertanya satu hal. Apakah kau memakai gelang pemberianku? Jika kau memakainya aku berniat memberimu sedikit keringanan." Tanya dewi karma yang menatap.kearah tangan Lorenzo.

Lorenzo dengan cepat menutupi tangannya. "Tidak," bohong Lorenzo.

"Ini terdengar masuk akal ketika mengatakan tidak, jika begitu terimalah semua kekejamanku." Ucap Carma sambil tersenyum dan lansung terbang kearah dewa laut.

Jlebb

Dengan kedua tangan dan jari-jari Carma. Tanpa rasa bersalah dan ketakutan, ia menusuk dan mencongkel kedua bola mata dewa laut hingga kedua tangannya hingga keluar. Suara renyah antara darah dan daging bercampur menjadi satu membuat semua dewa yang melihatnya merasa nyeri dan beberapa dewa yang tidak rahan melihat kengerian itu bahkan ada yang pingsan di tempat.

Terdengar suara teriakan yang histeris dari semua pasukan dewa yang berada di sekelilingnya. Darah terus mengalir keluar tanpa henti dari bola mata Lorenzo. Dewi karma memegang kedua biji mata Lorenzo sambil tersenyum melihat kearah kedua bola matanya dengan sangat dekat.

Ia menjilati jari telunjuknya yang penuh dengan darah. "Darah dewa laut sungguh menakjubkan."

"DEWI KARMAAA!!!" Teriak dewa bintang penuh dengan emosi.

Senyuman terukir di ujung bibir dewi karma. "Aku hanya mengambil apa yang awalnya adalah milikku."

Lorenzo hanya mengepal tangannya dengan erat ketika Carma mencongkel kedua bola matanya dan menahan semua rasa sakit dan ngilunya yang luar biasa.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Carma melihat kearah Lorenzo yang masih tidak berekspresi.

"Aku harap mata yang kau ambil kembali dapat membuat penglihatanmu kembali menjadi normal." Jawab Lorenzo datar dan berusaha menahan semua rasa sakitnya.

Hahahaha.....

"Jangan pernah berharao bola mata yang pernah aku berikan kepadamu akan aku gunakan kembali. Itu sangat menjijikan." Ucap Carma sambil menghancurkan kedua bola matanya dan membuat bola mata itu berubah menjadi darah yang mengalir.

"Sangat disayangkan kau harus menghancurkan mata itu." Balas Lorenzo yang masih bisa tersenyum.

"Tunggu saja, sedikit demi sedikit aku akan membuatmu merasakan apa itu penderitaan dan tidak akan membuatmu mati dengan mudah. Kau harus merasakan, apa yang aku rasakan dan artinya kehilangan." Ucap Carma dengan pasti.

*****

Yuhuuu.. jadi gimana? Gimana chapter ini? GIMANA?!! Hehehe. Segini dulu deh guys see u in next chapter. Luv u gaes 💕

C A R M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang