Carma melihat kearah kukunya lagi, kuku tajam nan hitam. "Dimana? Dia dimana? Bukankah dia sudah bersembunyi sangat lama. Tapi, tidak apa-apa karena makanan terenak akan di makan terakhir."
"Yang mulia, bagaimana jika kita menghancurkan kerajaan iblis?" Ajak Zeref sambil tertawa.
"Tidak, aku sudah berjanji untuk tidak menghancurkan kerajaan langit." Tolak Carma secara lansung tanpa berpikir panjang.
"Iblis tidak pernah menepati janji, jadi untuk apa kau menepati janjimu dengannya." Ajak Zeref lagi.
Carma menatap sinis kearah Zeref, "aku tau tujuanmu adalah untuk menghancurkan seluruh dunia ini karena dendammu kepada mereka yang menyakitimu. Cerita hidupmu hampir sama sepertiku tapi aku adalah tipe orang yang akan menepati janjiku bahkan janji tersulit sekalipun." Jelas Carma yang tidak berniat mengingkari janjinya.
Dunia semakin lama semakin hancur setelah kekuatan Carma yang begitu kuat dan membuatnya semakin sulit dikalahkan. Carma berpikir sejenak mengingat dirinya yang dulunya sangat bodoh dan menyelamatkan semua orang dan orang yang ia selamatkan tidak tau diri dan berakhir menyakitinya. Ia sungguh bodoh dan diperlakukan tidak adil. Bagaimana bisa ia sebodoh itu dulunya setelah di sakiti berulang kali.
Tiba-tiba terlintas seseorang yang sudah lama tidak muncul di hadapannya. Pria yang selalu menolongnya disaat ia kesulitan. "Zeref, aku ingin mencari seseorang." Ucap Carma secara tiba-tiba.
"Aku akan mendengarkan perintahmu, yang mulia." Balas Zeref sambil tersenyum.
"Aku ingin mencari Adeus, sang dewa api. Ia yang pernah menolongku dan memberikan api abadinya padaku." Carma menebak-nebak keberadaan Adeus, sudah sangat lama ia tidak melihat keberadaan Adeus dan dunia ini hanya tersisa kerajaan langit dan iblis. Tapi, ia tidak pernah melihat batang hidung dewa api lagi.
Zeref yang awalnya tersenyum lansung berubah menjadi serius. Wajahnya menyiratkan begitu banyak arti. "Aku tidak mengenalnya dan tidak mungkin untukku bisa menemukannya." Jawab Zeref secara lansung dan tidak ingin membahas Adeus lebih lanjut.
Carma melihat kearah jari-jarinya lagi dan kali ini sambil tersenyum penuh dengan arti, "kau menjawabku sangat cepat dan tanpa berpikir."
"Aku memang tidak mengenalnya dan bentuk wajahnya seperti apa saja aku tidak tau." Balas Zeref lagi.
"Lalu, menurutmu dimanakah Adeus berada?" Tanya Carma yang terus fokus kearah jari-jarinya.
"Aku tidak tau, aku tidak begitu dekat dengannya. Apa kau mencurigaiku yang membunuhnya?" Tanya Zeref dengan suara yang dapat terdengar ragu untuk bertanya.
Carma mengeleng kepalanya, "aku memang tipe orang yang selalu menepati janji dan aku juga adalah tipe orang yang dapat membunuh siapapun tanpa merasa menyesal sedikit pun." Ucap Carma penuh dengan arti.
"A-aku tau itu," jawab Zeref yang menelan ludahnya dengan kasar dan gemetar.
"Aku tidak sebodoh itu Zeref, mungkin dulu aku adalah wanita yang mudah ditipu tapi tidak untuk sekarang. Sebaiknya kau mengakuinya sebelum aku membunuhmu. Aku bisa membunuhmu hanya dengan satu lentikan jari dan kau tidak akan pernah bisa membunuhku karena kau akan terus melindungiku dan tidak akan membiarkanku meninggal. Bukankah begitu, Adeus?" Carma sedikit tersenyum satu hal yang bisa ia tebak dari pria yang ada didepannya saat ini mereka kerap sekali mengatakan hal yang sama.
Carma tidak tau detailnya seperti apa, tapi ia sangat yakin Zeref adalah Adeus dan begitu pula sebaliknya.
Zeref terdiam sangat lama dan tidak berani menatap kearah Carma.
"Katakan jika aku salah,"
****
Hallo hai, apa kabar kalian semua? Mwehehehe. Bagaimana bisa kalian setega itu tidak komen sama sekali di chapter sebelumnya. Saya sungguh sedih. But, is okay. Btw, hope u like this chapter. Hehe. Cepat kan updatenya.💖
Luv u gaes💕
KAMU SEDANG MEMBACA
C A R M A
FantasyMereka memanggilku Carma si dewi polos dan lemah yang mendatangkan malapetaka. Kenyataannya aku hanya seorang dewi yang ingin diperhatikan oleh semua orang, tapi itu terlalu sulit untukku yang tidak dicintai oleh siapapun ini. Karena itulah aku memu...