22 - Naif

2.6K 261 15
                                    

Jlebb....

Tanpa ia sadari, sebuah pedang tajam nan panjang menusuk jantungnya dari belakang. Darah mengalir dari jantungnya dan memuntahkan begitu banyak darah dari mulut kecilnya. Carma menoleh kearah belakang dan mengepal tangannya dengan kuat.

Kejadian ini dimulai karena beberapa hari yang lalu.

"Dewi bulan sedang sekarat." Panik semua dewa dewi yang ada di kerajaan langit.

Tapi, Carma sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Ia merasa tidak ada hubungannya. Dewi Karma asik melihat bunga yang tidak sempat ia lihat saat ia buta.

"Ternyata bunga disini benar-benar sangat cantik." Puji Carma sambil menyentuh salah satu bunga dan menghirupnya.

Lagi-lagi arwah hitam itu kembali muncul. Sekarang ia muncul tepat di depan Carma.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Carma yang masih menatap kearah bunga-bunga indah.

"Sebentar lagi mereka akan mencarimu. Jika kau memerlukan bantuanku, sebutkan saja namaku. Aku akan lansung menyelamatkanmu." Jawab arwah hitam itu.

"Dan setelah memanggilmu. Aku akan menyerap semua kekuatan dunia dan keinginanmu akan tercapai?" Lanjut Carma yang sudah bisa menebak arah pembicaraan.

"Carma," panggil Line.

"Dewi penyembuh?" Carma memincingkan matanya untuk memastikan orang yang ia liat adalah Line.

"Kaburlah," kata Line yang berusaha menutupi kesedihannya.

"Maksudmu?" Tanya Carma tidak mengerti.

"Kaburlah, sebelum semuanya terlambat. Mereka--" Line tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Carma," panggil Lorenzo.

"Iya?" Balas Carma singkat.

'Jangan mengecewakanku lagi,' batin Carma.

"Maafkan aku,"

Carma mengepal tangannya dengan kuat.

"Tapi, aku membutuhkan darahmu untuk menyelamatkan Selena." Lanjut Lorenzo.

Carma berusaha tersenyum dan dengan sangat tenang, ia menjawab. "Tentu saja."

"Terima kasih banyak, Carma." Lorenzo lansung memeluk Carma dengan sangat erat.

"Jika di saat yang bersamaan, aku dan dia berada dalam bahaya. Siapa yang akan kau selamatkan duluan?" Tanya Carma dengan wajah serius.

Disinilah Carma akan menentukan pilihan hidupnya.

'Jika Selena mati, kau juga akan mati. Nyawamu terhubung dengan Selena. Karena itulah aku tidak bisa membiarkan Selena mati. Agar kau bisa tetap hidup.' Batin Lorenzo yang tidak mampu menyampaikan pada Carma.

"Selena," jawab Lorenzo dengan suara yang sangat kecil dan terdengar terpaksa.

"AKU AKAN BERTANYA SEKALI LAGI! AKU ATAU DIA?!" Tanya Carma yang diiringi dengan petir.

Hujan tiba-tiba membasahi mereka. Ini sangat jarang sekali terjadi, bahkan sudah ratusan tahun kerajaan langit tidak di turuni hujan.

"Carma, jangan membuatku di posisi yang sulit. Jika aku menjawab dua kali, aku juga tidak akan merubah jawabanku."

"Baiklah, aku mengerti." Carma tersenyum seolah ia sangat mengertu dan tau dengan pilihan yang akan ia pilih.

"Kenapa aku sedikit berharap padamu?" Ucap Carma dengan suara sekecil mungkin tapi masih bisa didengar oleh Lorenzo.

"Maksudmu?" Tanya Lorenzo.

"Sampai sekarang kau tidak pernah memilihku. Aku sudah memilih pilihan hidupku. Aku akan melepaskanmu dan semua cerita cinta tentang kita. Mulai sekarang kita tidak akan bertemu lagi." Jawab Carma tersenyum tipis.

"Apa maksudmu?" Lorenzo menatap dengan serius.

"Padahal aku sudah berjanji pada diriku sendiri dan memutuskan takdir cinta kita. Tapi ternyata aku begitu naif dan haus akan cintamu dan sekarang aku mengerti apapun pilihanmu. Aku tetap akan menjadi pilihan terakhir di dalam pilihanmu." Jawab Carma dengan wajak serius.

Lorenzo mengeleng, "ini tidak seperti bayanganku kan?"

Carma tersenyum tipis penuh dengan arti sambil berteriak, "ZEREFFFFFFFF." Carma memanggil arwah hitam mengerikan.

Awan hitam menggumpal menjadi satu dan petir hitam menyambar tanpa henti. Carma menyerap seluruh kekuatan yang ada.

Para dewa yang sudah merencanakan hal ini lansung berkumpul menjadi satu dan ingin menyerang Carma disaat yang bersamaan. Namun, kekuatan Carma yang sangat kuat melampiaskan para dewa.

"DEWA LAUT BUNUH DEWI KARMA SEBELUM MALAPETAKA TERJADI." Teriak beberapa dewa dengan tatapan serius.

Lorenzo masih terdiam menatap Carma yang sudah tidak sadarkan diri tapi kekuatan jahat terus merasuki dirinya.

C A R M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang