"Ardelle Vivienne Cavanaugh. Lebih dikenal dengan Ardelle Cavanaugh karena ia sudah lama tidak memakai nama tengahnya. 25 tahun dan lahir di Australia, 31 Desember 1997. Orang tuanya Matthew Cavanaugh dan Diana Cavanaugh. Memiliki kekasih Cade Denzel dengan profesi aktor,"
"Matthew, Ardelle, dan Cade diketahui mengalami kecelakaan di satu mobil yang sama pada tanggal 17 Oktober 2018, dengan Ardelle sebagai pengemudi. Mereka menabrak sebuah pembatas jembatan dengan keras hingga mobil mereka jatuh di sungai besar Brisbane,"
"Di sini tertulis jika rem pada mobil yang digunakan mengalami blong sesuai keterangan Ardelle tetapi hal lainnya Ardelle diketahui mabuk sembari berkendara,"
"Kecelakaan mobil tersebut menewaskan dua orang dari tiga orang. Pada saat itu Louis Preston juga ada di tempat, namun ia memakai mobil yang berbeda. Louis Preston juga menyelamatkan Ardelle dengan terjun langsung ke Sungai Brisbane."
Gibson melirik Marshall. "Ardelle Cavanaugh memiliki cedera sangat parah, patah kaki serta tangan dan beberapa jari-jarinya. Louis Preston hanya memiliki luka sedikit karena sempat membanting stirnya. Namun setelah di rumah sakit, ternyata pergelangan kakinya patah. Selain itu, ia juga mantan atlit renang."
Gibson mengambil nafas dan menghembuskannya dengan pelan. "Maaf sir, ada yang terlupa. Ardelle Cavanaugh adalah mantan pianis, violinist, dan ballerina. Namun, ia lebih giat pada permainan pianonya daripada yang lain. Untuk penghargaan, sepertinya anda harus melihat dokumen yang saya berikan sebentar lagi."
Mata birunya menatap iris gelap yang sedang berdiri tegak di sampingnya. "Apa kau merasa lega?"
"Iya, sir," akunya. Pria itu sedikit terengah. "Saya sudah menerangkan semuanya. Lalu, apa yang anda akan perbuat?"
"Bagaimana menurutmu dari CCTV tadi?" tanya Marshall.
"Rose Cavanaugh memang menyuruh Louis Preston untuk menyabotase mobil Matthew Cavanaugh," ujar Gibson. CCTV yang bersuara itu memang mengungkap sesuatu, namun tidak semuanya.
"Lalu?"
Gibson mengerjap ketika Marshall ingin lebih dari jawabannya. Ia segera memutar otak. "Lalu, Louis Preston juga menolak perintah itu dengan tegas."
"Lalu?" tanya Marshall lagi.
"Lalu...tidak tahu, sir," jawab Gibson dengan polos.
"Menurutmu Louis menyabotase mobil Matthew?"
"Walaupun Louis Preston mencintai Rose Cavanaugh, sepertinya tidak mungkin Mr. Preston tega melakukan itu pada Ardelle Cavanaugh. Mereka berdua sudah mengenal sejak kecil bahkan selalu berada di pendidikan yang sama. Bahkan setahu saya, hubungan Matthew dan Louis sangat baik. Saya rasa Rose menyuruh orang lain untuk melakukannya. Walaupun belum ada bukti," ujar Gibson.
Marshall mengangguk kecil mendengar pendapat Gibson.
"Tanyakan jika kau ingin tahu sesuatu," ucap Marshall sembari melirik singkat mata hitam Gibson lalu melangkahkan kaki meninggalkan ruangan rahasia Matthew.
"Apa anda mencintai Ardelle Cavanaugh?"
Gibson melirik takut punggung Marshall dari belakang ketika Marshall berhenti. Kepala pria itu bergerak ke kiri dengan tangan yang menggaruk halus pelipisnya.
"Setelah perintahku tiga tahun yang lalu, menurutmu apa jawabannya?"
Gibson melihat Marshall kembali melangkahkan kaki, meninggalkan dirinya yang terdiam di lorong putih itu. Ia tentu sangat ingat Marshall menyuruhnya untuk mencari latar belakang seseorang.
"Dia, perempuan mata biru dan rambut pirang. Cari latar belakangnya. Tetapi kau tidak perlu memberikan info apapun padaku. Kau harus menyimpannya sampai aku menyuruhmu untuk menjelaskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
Romance#1 in your eyes Ardelle Cavanaugh, hanya perempuan biasa di mata birunya. Namun di mata orang, ia adalah pengatur di keluarga Cavanaugh. Tiga tahun menetap di New York membuat bebannya berkurang. Namun, bertemu Marshall El Blackton sepertinya merupa...