Happy reading:)
Aya hanya termenung menatap jalanan yang di basahi hujan dari balkon kamar nya.
saat dia pulang bersama arka, tidak ada percakapan di antara mereka berdua karna pada saat itu hujan sangat lebat.
Untung saja orang tua Aya tidak ada di rumah sehingga tidak melihat arka mengantar Aya ke rumah.
Saat turun dari motor arka. Aya tidak mengatakan apa pun selain kata "terima kasih" lalu mengembalikan helem milik arka.
Arka menanggapi nya dengan anggukan kecil sambil melihat bahu Aya yang semakin menjauh masuk ke dalam rumah yang cukup besar tapi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam itu lah kesan pertama arka saat melihat rumah Aya yang sangat sepi.
Benar. rumah itu terlihat besar tapi di sana tidak ada kebahagiaan bagi Aya di dalam nya.
gimana rasanya keluarga yang utuh tapi mengorbankan kebahagiaan orang lain?
Keluarga bagi Aya ibarat sebuah pecahan kaca yang melukai kaki nya di setiap langkahnya di rumah.
Pagi ini sekolah sudah ramai dengan anak-anak SMA bunga bangsa yang berebutan tempat duduk di kantin.
"Jadi gimana udah dapat nomor teleponnya belum?" Tanya Nevan dengan nada penasaran.
"jangan kan nomor, nama nya aja gue gak tau" gerutu arka dengan kesal.
"parah sih belajar tuh sama Nevan kalau soal cewe jangan kan nomor telepon nya nama bapak nya aja pasti dia tau" lanjut Angga hingga menimbulkan gelak tawa antara Daffa dan arka yang mendengar nya.
"Tumben lu bisa terpikat sama satu cewe KA?" Ucap daffa.
"cinta pandangan pertama kali" kata Elvano yang entah datang dari mana sudah mengambil tempat duduk di samping Daffa.
"Gue gak sempat kenalan soal nya kemarin hujan"
"Yang gue tau dia masuk di rumah Anaya teman sekelas kita kalian tau kan?" Ucap arka memberikan keterangan yang sempat terjeda karena melihat wanita yang dia cari ada pada pandangan nya.
Aya yang berada di kantin yang sama namun di tempat duduk yang berbeda dengan arka.
Aya hanya menatap lesu makanan di hadapannya tanpa ada niat memakan nya sama sekali, berbeda dengan Reva yang sedari tadi sibuk dengan makanan yang ada di piring nya
"What? Rumah anaya?" Ucap Angga dengan kaget.
"iya"
di lanjutkan anggukan kecil dari arka membenarkan.
"Mungkin saudara nya kali" sekarang beralih Elvano yang memberikan pendapat.
"Mungkin juga pembantu nya kan?" ucap nevan dengan santai nya.
"Pala Lo bundar, mana ada pembantu cantik begitu" timpal Angga dengan memukul pelan kepala Sahabat satu nya itu.
Arka hanya bisa diam melihat kelakuan teman-teman nya itu yang tidak jauh beda dengan kelakuan setan.
Arka kembali menatap wanita yang ada di hadapan nya itu tanpa bisa menyapa karna arka tau semakin dia mendekati wanita itu semakin dia akan menjauh,lebih baik melihat nya dari jauh seperti ini.
Aya beranjak dari tempat duduk nya tanpa mengisi perut nya, di ikuti oleh Reva,Atika,dan Salna di belakang nya.
Bel jam masuk sudah berbunyi sejak 20 menit yang lalu tapi guru tidak kunjung tiba di kelas Xl IPA 1.
Aya memutuskan untuk pergi berkeliling sekolah agar menghilangkan rasa bosan dan mengantuk nya di kelas.
Langkah nya berhenti saat seorang pria berhenti tepat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...