Happy reading:)
Matahari sudah mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur, cahaya nya yang menyilaukan mulai menerangi kamar yang minim cahaya itu.
Semalaman Aya memaksakan mata nya untuk tertutup rapat, tapi entah mengapa dada nya tetap merasakan sesak yang hebat mengingat semua nya.
Keberuntungan selalu tidak memihak pada nya, kisah percintaan maupun keluarga yang mengecewakan menghancurkan mental nya secara perlahan dan di paksa untuk tetap terlihat waras.
Aya yang sudah siap dengan dress selutut nya yang berwarna cerah dan tas selempang yang dia gunakan, berdiri di hadapan cermin.
Tangan nya mulai mengambil satu persatu benda yang akan dia bawa ke suatu tempat.
"Lo mau kemana? Rapi banget."
Tanya Anaya yang heran dengan penampilan Aya seakan ingin pergi kencan."Ke suatu tempat." Jawab Aya singkat.
"Ajak gue dong."
"Lo harus sekolah, setelah Lo pulang baru gue ajak Lo."
"Yess...thanks kak."
Anaya yang bersorak bahagia itu pergi meninggalkan Aya dengan berlarian turun ke bawah.senyum mengembang di sudut bibir Aya saat mendengar Anaya memanggil nya dengan sebutan yang sangat asing.
Satu persatu kaki mulus Aya menuruni anak tangga menuju ke bawah, Aya mulai mendekati meja makan yang di mana ada Jihan sedang duduk menikmati makanan nya.
Aya memulai percakapan nya lebih dulu. "Gue minta maaf."
Jihan berhenti dari aktivitas nya dan melihat heran ke arah Aya.
"Mungkin gue selama ini terlalu kasar sama Anaya dan juga kamu."
Jihan semakin tidak mengerti dengan sikap Aya hari ini yang berbeda jauh dari watak asli nya, seperti orang lain.
"Maafin Aya mah."
"Kamu ngomong apa sih sayang, kamu udah kaya anak aku sendiri."
Jihan memeluk tubuh mungil Aya."Maaf kalau aku belum bisa jadi ibu yang baik buat kamu dan Anaya."
Aya berusaha keras untuk tidak menangis di hadapan Jihan dan tetap terlihat tegar agar tidak ada yang melihat diri nya yang semakin menderita.
Dengan saling mencurahkan isi hati selama ini terpendam, Aya berpamitan untuk pergi ke tempat yang bahkan Jihan sendiri tidak tau.
Musim hujan yang melanda di awal bulan Oktober itu membuat jalanan basah karna hujan semalaman. Matahari yang tadi nya sangat cerah kini tertutup dengan awan hitam yang menggantung di langit.
Setelah menempuh perjalanan 30 menit, Aya sampai di tempat yang dia tuju Apa lagi kalau bukan kantor polisi.
Setelah semalaman berpikir keras untuk hal ini akhir nya Aya mendapatkan keputusan untuk melaporkan ayah nya sendiri.
Ini pertama kali nya Aya menginjak kan kaki nya di kantor polisi.
Tanpa basa basi Aya langsung menuju ke ruangan untuk membicarakan soal kasus nya.Setelah mendengar pengaduan nya, kedua polisi tersebut saling menatap, pasalnya kasus ini sudah pernah di laporkan oleh Adnan namun tidak ada kelanjutan nya.
"Mending kamu nyerah deh soal kasus ini." Ucap seorang polisi.
"Kenapa?" Tanya Aya binggung.
"Dulu udah pernah ada yang ngaduin kasus ini namun gak pernah di tanggepin."
"Arseno itu udah banyak yang ngelaporin, tapi karna bukti yang tidak banyak dan koneksi nya dengan orang dalam buat kita susah nangkap dia."
Dengan rasa kecewa Aya keluar dan pergi dengan niat mencari kantor polisi lainnya yang bisa membantu untuk menyelesaikan kasus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...