HANCUR 07

50 58 2
                                    

Happy reading:)

Aya tertidur dengan tenang setelah menangis dengan puas di dalam pelukan adnan.

Adnan masih menemani adik nya sampai memastikan Aya benar-benar tertidur.

Saat Adnan melihat ke sekeliling dia tidak sengaja melihat ke laci meja Aya
Yang terbuka, Ada beberapa obat di sana.

"Obat tidur? Sejak kapan dia mengonsumsi ini?"

Adnan mengambil nya dan akan membuang obat-obat itu, jika Aya mengonsumsi obat itu terus menerus tanpa resep dari dokter itu akan merusak diri nya.

"Tidur yang nyenyak sayang lupain beban kamu untuk sementara" Adnan mengecup kening Aya sebelum meninggalkan nya.

Dari lantai atas terlihat tiga orang itu masuk dengan membawa tas belanja mereka,entah apa saja yang mereka beli.

Adnan pergi ke bawah dan menghampiri mereka dengan menahan amarah nya.

Adnan benar-benar kehilangan kesabaran melihat adik nya yang semakin terpukul oleh perlakuan mereka.

"Pah adnan mau bicara"

"Mau bicara apa? Besok aja papa cape!" Arseno membuka jas hitam nya yang membalut kemeja putih di badan nya.

Tidak ingin menggangu,Jihan dan Anaya pergi ke kamar mereka masing-masing dan memberikan waktu anak dan ayah itu berbicara.

"Adnan cukup tau diri dengan posisi Adnan di rumah ini,tapi gimana dengan Aya pah?"

"Dia anak kandung papa!" Adnan menarik napas nya dalam-dalam.

"Lalu?" Arseno hanya membalas nya dengan singkat.

"Setidak nya perlakukan Aya seperti papa perlakukan ana."

"Pah, Aya kesepian dia masih butuh seseorang dalam hidup nya,mama udah gak ada,seharus nya papa bisa bertanggung jawab sama Aya." Adnan terus berbicara tanpa ada jedanya.

"Cukup Adnan! Aya kan masih punya kamu,kamu bisa jagain dan ngerawat dia. papa benar-benar sibuk dan satu lagi jangan pernah ungkit perempuan yang udah mati itu ke dalam rumah ini lagi!" Arseno benar-benar marah jika membahas soal Ayunda.

"Jika Adnan meninggal siapa yang bakal jagain Aya pah?" Adnan benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang yang ada di hadapan nya itu.

"Dia bisa jaga diri dia sendiri,dan berhenti ngomong yang enggak-enggak." Bagaimana pun juga arseno masih membutuhkan Adnan untuk mengurus perusahaan nya karena hanya adnan anak laki-laki dalam keluarga nya.

Adnan hanya duduk diam di sofa setelah arseno meninggalkan nya.

Adnan benar-benar kecewa pada arseno. bagaimana pun juga Adnan tidak bisa berjanji untuk menjaga Aya sepenuh nya dan dia juga tidak bisa menyuruh orang lain untuk menjaga Aya. tidak ada satu pun orang yang Adnan percayai di rumah itu.

Apa lagi harus meninggalkan Aya lagi sendirian di rumah. Adnan takut kejadian empat tahun Lalu yang terjadi pada mama nya akan menimpa Aya.

Kini di meja makan keluarga yang utuh namun rapuh itu berada dalam satu meja, hanya suara sendok yang mengisi pagi yang cerah.

"Papa pergi ke mana semalam?" Aya memecahkan keheningan di antara mereka.

"Bukan urusan kamu!" Arseno tidak melirik sedikit pun pada Aya.

"Kalian ke restoran kan? Kenapa gak ngajak Aya sama kak Adnan?" Aya berhenti menyendok kan makanan nya ke mulut.

"Aya berhenti! Sehari aja kamu gak buat masalah" arseno ikut melepaskan alat makan dari tangan nya.

DISTAND SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang