HANCUR 19

27 24 24
                                    

Happy reading:)

Adnan mengantar Ana,Jihan dan Aya untuk pulang sementara dia pergi kembali ke rumah sakit untuk menemani arseno.

Dalam genggaman Aya sudah ada beberapa butir obat tidur, sebelum pulang Aya meminta elvano untuk membelikan nya obat tersebut.

Aya sudah berjanji pada Adnan untuk tidak mengonsumsinya tapi untuk malam ini Aya membutuh kan obat untuk bisa tertidur.

Aya menarik selimut sebatas dada  dan melihat ke langit-langit kamar nya, Aya masih shock dengan apa yang terjadi malam ini Aya berharap itu hanyalah mimpi buruk agar dia bisa terbangun dari mimpi tersebut.

Seakan dunia benar-benar tidak membiarkan Aya bahagia lebih lama, derita demi derita datang menghampiri nya membuat tubuh lemah nya sangat sulit menerima semua nya.

Aya terus berperang dengan pikiran nya sendiri sebelum terlelap dalam tidur nya.

⁠♡⁠♡⁠♡

Tringg..tringg..tringg..

Handphone Aya terus berdering, siapa lagi kalau bukan arka yang menyerang nya dengan puluhan panggilan.

Masih dengan mata tertutup Aya meraba-raba mencari sumber suara yang menggangu tidur pagi nya  tanpa melihat nama dari panggilan yang masuk.

Shanaya:

"Siapa sih"

Arka:

"Walau Lo pacar gue,
Gue tetap bakal hukum lo
Lari lapangan seribu putaran
Kalau telat!"


Shanaya:

"What arka?"

Seketika Aya bangun dari tidur nya, ngantuk nya hilang begitu saja  mendengar ocehan arka.

Arka:

"Ini udah mau jam 7 ay,
Gue udah chat Lo
Kalau gue gak bisa jemput,
Tapi chat gue gak Lo balas."

Shanaya:

"Maaf ka, gue telat bangun"

"Arka:

"Ya udah gapapa
Masih ada waktu
Sebelum apel pagi jadi cepet datang"


Shanaya:

"Iya, gue mandi dulu yah
Bye!"

Arka:

"Byee ay,"

Aya bergegas pergi kamar mandi, tidak butuh waktu lama Aya sudah siap dengan seragam sekolah nya dan memakai sepatu berwarna hitam di kaki nya.

"Arkaaaa..." Teriak Aya di dalam taksi yang dia tumpangi. Arka seperti nya membohongi nya, Aya belum terlambat sama sekali bahkan waktu belum menunjukkan pukul 7 pagi.

"Awas aja Lo kalau gue Sampai sekolah" dendam Aya.

Aya berjalan di koridor sekolah yang nampak masih sepi tidak seperti saat dia datang telat tempat itu pasti sudah ramai.

"Gila psyco banget gak sih"

"Gak habis pikir gue"

"Gue jadi ngeri di dekat dia"

DISTAND SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang