Happy reading:)
baru saja Aya menginjak kan kaki nya di sekolah sudah banyak yang berbicara tentang nya.
"Gila banget gak sih dia lukain anak baru."
"Kalau gue sih gak mau temanan sama orang kaya gitu."
"Ngeri cok."
Itu lah kalimat yang selalu terdengar di telinga Aya sepanjang jalan, semua orang menatap nya tidak suka bahkan ada yang sengaja menyenggol nya dengan sengaja.
Langkah Aya terhenti saat melihat keisa sudah duduk di bangku nya.
"Lo ngapain di kursi gue." Marah Aya.
"Mulai hari ini dia duduk di sini, Lo pindah aja ke belakang." Potong Reva.
"Salna." Panggil Aya.
"I don't care." Ketus Salna.
Pandangan Aya beralih pada Atika yang memalingkan wajah nya ke tempat lain seakan tidak ingin melihat Aya.
"Arka..." Teriak keisa.
Aya berbalik melihat arka yang mendekat ke arah nya.
"Ka.." sapa Aya.
Seakan tidak melihat Aya, arka melewati nya begitu saja.
"Sebentar ke kantin bareng gue ya." Ajak arka pada keisa.
Keisa mengangguk lalu tersenyum lebar "iya."
Seperti ada seribu jarum yang menusuk hati nya, dia terima jika semua orang membenci nya tapi tidak untuk mendiamkan nya seperti ini. Tingkah arka dan yang lain nya benar-benar menyakiti nya.
2 tangkai bunga mawar yang ada di dalam tas aya mulai layu namun tidak pernah sampai pada orang nya.
Dari pada membuang tenaga dengan hal yang tidak perlu Aya pergi ke tempat duduk nya.
"Brukk..."
Seseorang dengan sengaja menaruh kaki nya di jalan membuat Aya terjatuh, semua orang tertawa melihat nya dan mengejek nya. Tidak terkecuali Arka yang hanya melihat dengan tatapan datar dan dingin.
Askara mengulurkan tangan nya dan membantu Aya berdiri, hanya askara yang perduli pada nya saat semua orang menatap nya dengan tatap sinis.
Ternyata benar arka adalah orang yang dingin seperti banyak orang katakan, dulu Aya tidak percaya karena arka yang memberinya kehangatan, namun sekarang terasa asing membuat Aya merasakan yang orang lain rasakan terhadap arka.
tringg...tringg..tring...
"Saat nya jam pertama di mulai"Bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu, namun Aya masih sibuk mencari seragam olahraga nya yang entah ke mana.
"Gue ingat deh perasaan gue udah masukin ke dalam tas." Kata Aya pada diri nya sendiri.
"Ada apa Aya?" Tanya askara.
"Seragam olahraga gue ilang." Jawab Aya dengan panik.
"Saat Lo ke toilet tadi keisa bilang mau bawain baju olahraga Lo."
"What?"
"Gue ke lapangan duluan ya, Lo cepetan." Pamit askara meninggalkan Aya yang masih mencerna yang baru saja askara katakan.
Aya berlari ke toilet betapa terkejut nya dia saat melihat seragam olahraga nya yang tidak beraturan, semua nya habis di gunting oleh seseorang yang sudah pasti adalah orang keisa.
"Mana seragam olahraga kamu." Tanya guru penjas melihat Aya yang tidak menggunakan seragam nya.
"Lupa pak." Jawab Aya dengan gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...