Happy reading:)
Menatap kosong ke arah langit-langit kamar dengan sebuah cutter di tangan kanan nya, merah darah yang menetes dari tangan dan barang-barang yang berantakan.
Kalau rumah tempat untuk pulang saja tidak memberikan kenyamanan. seseorang yang di anggap tempat untuk kembali kini menyakiti bahkan meninggalkan.
drttt...drtt..
Arka:
"Ada apa?"
Shanaya:
"Lo bisa ke sini."
Arka:
"Gue lagi keluar bareng keisa."
Shanaya:
"Pacar Lo
sebenar nya siapa sih KA?"
Arka:"Untuk sementara
gue mau break "Shanaya:
"Tapi gue gak mau,
gue butuhin Lo sekarang ka,
gu-e"Suara arka saja mampu membuat Aya meneteskan air mata nya kembali. kalimat nya tidak bisa lagi di lanjutkan.
Arka:
"Apa lagi?
Lo bisa gak sih berenti ngeluh?
Sehari aja Lo biarin gue tenang,
Dikit-dikit nangis, dikit-dikit ngeluh
Lo pikir Lo doang yang punya masalah? Semua orang juga punya."Shanaya:
(....)
Aya mencengkram erat selimut yang ada di atas kasur dengan menggigit bawah bibir nya hingga mengeluarkan darah segar. Sekuat tenaga Aya menutup mulut nya agar tidak mengeluarkan suara tangisan.
Aya bahkan melawan diri nya sendiri untuk mencoba percaya pada arka, sial nya arka sama seperti orang-orang di luar sana yang akan bosan mendengar keluh kesahnya,
Lantas siapa lagi yang harus di percaya.Benar semua orang memiliki masalah tapi apa salah nya sesekali mengeluh pada orang lain karna tidak semua masalah bisa di pendam sendiri.
Kalah jauh oleh teman masa lalu nya yang jelas tau semua tentang nya, sementara aku? Aku hanya lah orang yang berusaha untuk mengetahui semua tentang nya, seberapa keras pun aku berjuang tidak ada tempat bagi ku di hati nya.
Aya menarik laci dan mengambil beberapa butir obat dari dalam sana lalu menelan nya.
Darah dan air mata menjadi satu dalam ruangan sunyi senyap, di terangi dengan cahaya lampu.
Aya perlahan mengambil buku diary yang berwarna biru lalu kembali menuliskan semua keluh kesahnya di sana.
Lerlahan-lahan semua nya terasa gelap sampai Aya menutup mata nya untuk mengistirahat kan diri nya dari dunia yang penuh candaan berlebihan.
Jam menunjukkan pukul 03.15
Aya terbangun dengan keringat yang bercucuran dari dahi nya, mimpi barusan terasa nyata bagi nya. Di mana di dalam mimpi nya arka yang tersenyum tapi melangkah menjauh dari nya, Dengan meminum segelas air untuk mencoba menenangkan diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...