Happy reading:)
Masih di tempat yang sama Aya dan Elvano berdiam diri di rooftop sekolah dengan menduduki kursi panjang yang ada di sana.
"Gak ada orang di dunia ini yang mau mati, orang yang memilih kematian bukan karena ingin mati, tapi ingin mengakhiri rasa sakit." Ucap Elvano yang menatap ke depan dengan memegang sebotol air di tangan nya.
"Gue tau bukan cuman gue yang menderita di dunia ini, sampai semua orang harus memaklumi masalah gue, bukan nya gak mau sembuh, tapi itu sulit bagi gue El." Aya meringis menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"Gue tau, makanya Lo harus bertahan sedikit lagi, apa pun masalah Lo gue akan selalu ada dan bantuin Lo."
"Kenapa Lo mau bantuin gue?" Tanya Aya dengan mengalihkan pandangan pada Elvano.
"Mungkin kita sama."
"Sama?" Aya mengulangi perkataan Elvano.
"Sama-sama terpuruk dengan keadaan, beda nya gue bertahan untuk seseorang sementara Lo. Gue gak tau Lo harus bertahan untuk siapa."
Aya terdiam seribu bahasa dengan ucapan Elvano yang benar-benar telak mengenai batin nya.
"Shanaya raditama ke kantor sekarang"
Suara toa sekolah mengelegar di seluruh ruangan sampai ke telinga Aya yang masih berada di rooftop seolah tidak perduli dengan nama nya di panggil Aya tetap diam di tempat.
"Gue temenin Lo ya." Tawar Elvano.
"Gak usah gue terlalu repotin Lo." Aya tersenyum simpul ke arah Elvano.
Bukannya bahagia Elvano malah merasa khawatir dengan senyuman yang di lemparkan oleh Aya, senyuman yang mempunyai arti mendalam yang susah di pahami oleh Elvano.
Di dalam satu ruangan sudah ada Keanu selaku yang mempunyai sekolah SMA bunga bangsa di temani citrani, Beserta ketua OSIS dan wakil ketua OSIS.
Kini Aya duduk berseblahan dengan keisa yang di duga sebagai korban dari kekerasan yang Aya lakukan tempo hari.
"Aya, hanya karna kamu pacar anak saya bukan berarti kamu bisa seenak nya di sini." Lanjut Keanu. "Dan saya dengar ini bukan yang pertama kali nya kamu lakukan."
"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Aya.
"Saya rasa kamu harus di skors dari sekolah." Ujar bu Susi guru BK
"Gak bisa dong Bu, kita harus cari tau apa alasan Aya melakukan ini." Bantah Daffa dengan berdiri dari kursi nya.
"Apa pun alasan nya kalau sudah melukai orang lain dia harus mendapat hukuman nya." Sela citrani.
Aya bahkan tidak mengangkat kepala nya untuk melihat arka dan kedua orang tua nya, bukan tidak berani tapi rasa kecewa benar-benar di rasakan oleh Aya, entah siapa korban dan pelaku.Arka bahkan tidak berkata sepatah kata pun.
"Udah bunda aku juga gak apa-apa kok." Keisa dengan manja mendekat pada citrani yang membuat Daffa jijik dengan tingkah nya.
Keanu dan citrani pergi meninggalkan ruangan yang menyisakan arka,Daffa, keisa dan Aya.
"Lo kok gak ngebela aya?" Tanya Daffa.
"Bukan nya udah jelas siapa yang salah." Tegas arka.
"Jadi Lo liat dari satu pihak aja, cuman karna keisa teman masa lalu Lo, Lo bisa bilang kalau dia gak salah." Emosi Daffa mulai memuncak.
"Lo diam aja kalau gak tau apa-apa." Tekan arka.
"Ay." Panggil arka
Aya tidak menjawab sama sekali dia hanya sibuk dengan pikiran yang kacau balau, Aya tidak tau lagi harus bagaimana mengekspresikan situasi nya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...