Happy reading:)
Dengan lesu Aya membuka pintu rumah nya setelah menaiki taksi dari sekolah nya untuk pulang.
Di sana sudah terdapat keluarga yang bisa di bilang bahagia ada canda dan tawa yang mengisi meja makan.
"Papa udah pulang dari kantor?" Tanya Aya mendekati meja makan.
"hmm" balas arseno singkat
meja makan yang tadi di hiasi kebahagiaan setelah kedatangan Aya semua berubah menjadi hening.
"Anaya gimana tadi di sekolah?" Tanya arseno sambil menyuapi makanan kemulut anak kesayangan nya itu.
"Baik kok pah gak ada masalah apa pun" jawab Anaya dengan lembut.
Meja makan kembali sunyi.
"Pah Aya juga mau di suap" Aya kembali memecahkan keheningan di antara mereka.
Prang..
piring yang tadi nya di atas meja kini jatuh ke lantai dengan bentuk yang tidak beraturan.
"AYA KAMU BISA GAK SIH DUDUK DIAM DAN MAKAN DENGAN TENANG?" Arseno berdiri dengan mengepalkan kan tangan nya.
"PAH AYA CUMAN MINTA DI SUAP.KENAPA YANG ANA MAU SELALU PAPA TURUTIN WALAU ANA MINTA PAPA BUAT METIK BINTANG Dl LANGIT PAPA PASTI LAKUIN." Suara Aya bergetar menahan sesak di dada nya.
"KAMU KEKANAK-KANAKAN AYA KAMU PUNYA TANGAN KAN BISA MAKAN SENDIRI" suara arseno semakin meninggi.
"ANAYA JUGA PUNYA TANGAN PAH, KENAPA CUMAN ANAYA YANG DI SUAP. SHANAYA JUGA ANAK PAPA" mata Aya berkaca-kaca menatap papa nya
Plak!!
Tamparan keras mendarat di pipi mulus milik shanaya.
"Mas udah, dia anak kamu juga" jihan-ibu tiri Aya mencoba menenangkan arseno dengan mengusap lembut bahu nya yang mengeras menahan amarah.
Dengan cepat Jihan membawa arseno pergi dari meja makan untuk menghilangkan amarah nya.
Anaya hanya diam melihat apa yang sedang terjadi di hadapan nya seakan pikiran nya di paksa untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
Aya diam mematung di tempat nya seakan menolak apa yang menimpa pada diri nya.
"Lo gak apa-apa?" Anaya mencoba mendekati Aya yang tidak bergerak di tempat nya.
Aya hanya bisa meneteskan air mata.
"Puas Lo hah liat gue kaya gini?!" Aya menatap tajam ke arah Anaya hingga membuat Anaya berhenti melangkah.
"Aya gue gak tau Lo marah kenapa sama gue,apa salah gue?" Anaya membalas tatapan Aya dengan sendu.
"Lo nanya salah Lo apa? Lo sadar gak sih semenjak Lo dan mama Lo datang ke rumah, gak ada lagi kebahagiaan buat gue"
Aya Kembali meneteskan air mata nya yang sedari tadi dia tahan.
"Aya yang bermasalah tuh Lo sama papa bukan sama gue, jadi berhenti nyalahin gue sama mama dengan apa yang terjadi sama Lo" Anaya merasa kesal dengan ucapan Aya barusan.
Anaya pergi ke kamar meninggalkan Aya sendirian.
Aya melangkah kan kaki nya pergi meninggalkan meja makan yang berantakan.
Aya membuka kenop pintu nya hingga dia bisa melihat kamar nya. Kembali dia menutup pintu dan jatuh ke lantai, Aya menangis sejadi-jadi nya meratapi apa yang baru saja terjadi.
"Tidak ada kebahagiaan bagi Aya lagi di rumah ini mah" Aya menatap bingkai foto yang ada di hadapan nya.
bingkai yang menampilkan foto empat orang yang tersenyum bahagia di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...