HANCUR 12

31 39 2
                                    

Happy reading:)


Setelah puas menenangkan diri nya di toilet aya kembali ke kelas nya.

Aya melangkahkan kaki nya ke dalam kelas, di sana masih ada mereka  yang menunggu kedatangan Aya.

"Ay..." sapa Arka.

"Gimana tadi?" Nevan mendahului pertanyaan dari arka.

"Aman! Gue cuman di suruh bersihin taman selama satu Minggu" jawab Aya dengan melemparkan senyuman ke arah mereka.

"Tenang nanti kita bantuin" ucap daffa dengan melipat tangan nya di depan dada.

Elvano hanya menatap datar seolah semua nya sudah terbaca di pikiran Elvano.

Arka memegang tangan Aya "Ya udah gue balik ke kelas dulu yah, nanti gue jemput Lo pas pulang nanti"

"Pacar gue gemes banget gak sih" Aya memperhatikan bahu arka yang semakin mengecil menjauh dari kelas nya.

Reva menutup mulut nya dan bergumam" dih Najis"

"Sejak kapan Lo jadi bucin?" Salna bertanya dengan gelagat becanda.

"Barusan" Aya pergi keluar dengan tertawa puas.

Aya pergi ke taman belakang untuk membersihkan nya karna hukuman nya berlaku mulai hari ini.

Taman itu terlihat sangat kotor banyak daun-daun berserakan di mana-mana. Aya menghela napas panjang sebelum memulai pekerjaan nya. Dia akan membersihkan nya sebelum jam pulang agar arka tidak menunggu nya dan yang lain tidak perlu membantu.

Aya berhenti menyapu saat air mata nya menetes tanpa izin dari nya. Aya menatap ke atas untuk membendung cairan bening di mata nya.

Lucu bukan? ketika dunia memaksa mu untuk berdamai dengan keadaan.
Sementara keadaan membunuh mu secara perlahan.

Mencoba menarik napas dalam-dalam berharap dia bisa mendapat kan udara yang membuat sesak di dada nya menghilang.

Terlalu sakit memendam nya sendirian, harus terus siapin senyuman tiap hari nya. Gak mau di kasihani cuman karena masalah.

Seakan di paksa bisu oleh suasana Aya ingin sekali menceritakan betapa kelam dunia nya ke pada seseorang, tapi dia belum bisa mempercayai siapa pun untuk saat ini Aya hanya takut di kecewakan oleh harapan nya sendiri.

Aya menumpuk kan badan nya di kursi panjang yang pernah ia duduki bersama Elvano di taman tempo hari.

Memejamkan mata dan mencoba menghilangkan rasa gelisah yang ada di hati nya hanya itu yang bisa Aya lakukan.

"Aww..." Aya menjingkrak kaget dan  memegang pipi nya.

"Jangan tiduran disini" Elvano menempel kan sebotol minuman dingin di Pipi Aya. "Nih minum"

"Bolos lagi Lo?" tanya Aya dengan mengambil botol air minum tersebut.

"Lagi jamkos" jawab Elvano dengan membuka buku yang ada di tangan nya.

"Lo gak cape apa belajar?"

"Tentu saja belajar itu nggak seru, tapi semakin kita berusaha, semakin banyak pilihan yang terbuka untuk kita,kan."

"Bukan nya kalau semakin banyak jalan nya, bakal semakin merepotkan...? Ujar Aya "aku malah suka yang lurus-lurus saja."

"Buat Lo anak yang simpel pasti begitu,"

"Kalau boleh tau apa yang Lo sukain dari arka?" Elvano mengalihkan pembicaraan.

Aya diam dalam seribu bahasa mencari kosakata yang mendadak hilang di kepala nya. kepala nya tidak menemukan jawaban namun hati mengebu-gebu menunjuk kan bahwa Aya bahagia Dan itu pun tanpa alasan yang jelas.

DISTAND SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang