Happy reading:)
Ini adalah hari terakhir nya libur setelah tidak lagi kembali ke sekolah meninggalkan pertandingan basket yang berlangsung.
Selama seminggu Elvano mempersiapkan diri nya untuk kembali ke sekolah dengan versi terbaik diri nya.
Walau masih banyak kenangan yang masih belum bisa dia lupakan, Elvano tetap mencoba untuk menghadapi kenyataan yang ada, dan tetap menjalani hidup nya seperti biasa.
Langit cerah dengan awan putih yang seperti gulali terukir jelas di langit biru. Setelah beberapa Minggu mengumpulkan keberanian datang ke rumah Aya, ini adalah hari di mana keberanian itu muncul dari dalam diri nya. Elvano merasa akan terus terkubur dalam kesediahan jika tidak menghadapi semua nya.
Rumah nya terasa damai seperti pertama kali Elvano menginjakkan kaki di sana, tidak ada tanda kehidupan sama sekali. Hanya kesunyian yang mengisi rumah mewah tersebut.
Anaya yang sudah tau bahwa Elvano akan berkunjung, dan sudah menunggu di depan pintu dengan senyuman manis yang terukir di bibir pucat nya.
Anaya ikut libur setelah kematian Aya, seperti nya kematian Aya juga membuat nya terpukul dan menjadi sasaran empuk kemarahan arseno.
"Ayo masuk."
Elvano mengedarkan pandangan nya kesegala arah, satu yang ia sadari bahwa foto Aya tidak ada di ruangan tamu maupun di seluruh ruangan yang dia lewati. Elvano mngikuti arah jalan yang di pandu oleh Anaya, rumah nya sunyi seperti tidak berpenghuni. tapi, rumah itu terawat dengan sangat baik terlihat dari barang-barang nya yang sangat bersih tidak ada debu yang menempel sedikit pun.
"Ini kamar Aya, kamar nya selalu di bersihin, tapi kita gak pernah mindahin semua barang-barang nya." Terang Anaya.
"Gue tinggal ya."
Anaya pergi meninggalkan Elvano sendirian di sana tanpa sepata kata pun, kaki nya terpaku di depan pintu kamar yang tidak lagi berpenghuni itu.
Elvano yang ikut merasakan suasana kamar yang menyimpan begitu banyak kenangan buruk, hanya bisa membisu di tempat nya. Kaki nya terasa begitu berat untuk masuk, begitu banyak penyesalan yang di sesali oleh Elvano.
Kaki nya mulai melangkah masuk, mata nya tertuju pada bunga mawar merah yang berada di jendela kamar, tumbuh dengan sangat indah, seperti yang ia duga itu adalah bunga pertama yang di berikan oleh arka kepadanya, bahkan setelah arka melukai hati nya Aya tetap menyimpan semua benda yang di berikan oleh arka.
Semua benda di sana tidak luput dari pandangan Elvano, ia menatap nya dengan teliti satu persatu. Satu persatu laci di buka nya untuk melihat semua nya, sebelum nya elvano sudah mendapatkan izin dari Anaya untuk melihat seisi kamar.
Begitu banyak obat tidur di laci nya yang berhamburan dengan cutter yang masih menyisahkan sedikit darah yang sudah mengering.
Kini tangan nya beralih pada buku deary yang bersampul biru, buku yang terlihat kusam dari luar karna tidak pernah lagi dibuka.
Perlahan-lahan tangan nya membuka tiap lembar halaman di sana, setiap kalimat di baca dengan teliti oleh Elvano, tulisan nya begitu menggambarkan rasa sakit yang di derita oleh Aya, sebagian tulisan sangat sulit untuk di baca karna tertutup dengan darah yang sudah mengering bahkan ada beberapa lembar yang sangat sulit untuk di buka karna menempel satu sama lain.
Elvano mengepalkan tangan nya dengan kuat setelah melihat halaman terakhir buku yang di bacanya, di sana terlihat gambar yang tidak begitu bagus tapi sangat mengiris hati nya.
Badan nya terasa begitu lemas untuk pergi dari sana, Elvano merebahkan badan nya di tempat tidur Aya. suasana kamar yang begitu damai dan tenang, bau yang sama persis di rasakan oleh Elvano pertama kali datang kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTAND SKY
Teen FictionSebuah kisah epilog tanpa prolong, sebuah kisah yang sudah berakhir namun tidak pernah ada kata di mulai. Ombak nya begitu pelan dan terdengar damai, langit nya seperti lukisan ketika terkena sinar matahari yang terbenam. Dibawah rintik hujan menjad...