HANCUR 03

59 71 12
                                    

Happy reading:)

ini bukan yang pertama kali nya Jessy membuat keributan.

Dengan sifat nya yang suka cari gara-gara mungkin ini bukan salah Aya.

"Jessy bisa Lo jelasin di sini ada apa?"
Tanya arka dengan sikap layak nya ketua OSIS pada umum nya.

"Arka, nih bocah sengaja nabrak gue tadi" Jessy menjelaskan sambil mengandeng tangan arka dengan manja nya.

"Dia yang nabrak atau Lo" tanya Daffa dengan menatap jijik kelakuan Jessy.

"Bisa gak sih gak usah megang gue." arka menarik tangan nya menjauh dari jessy.

"Bener Lo nabrak dia?" Kembali arka menatap Aya.

arka terkejut dengan sudut bibir Aya yang di lapisi plester.

"Gak" jawab Aya singkat.

Aya sedang malas berdebat karena tamparan semalam membuat pipi dan bibir nya masih sakit.

"Alah gak usah ngelak lu, orang-orang di sini juga liat kalau lu nabrak gue saat jalan tadi masuk gerbang" Jessy teriak sambil menunjuk orang-orang yang sedang berkumpul di sekitar mereka.

"Kalian liat kalau shanaya yang nabrak Jessy?" Tanya arka pada orang yang ada di tempat kejadian tersebut.

siswa siswi yang berkumpul mengganguk dengan pertanyaan dari arka.

Karena takut dengan Jessy orang-orang akan lebih membela Jessy dari pada shanaya yang bukan siapa-siapa.
Walau kebenaran nya Jessy yang salah.

Orang di sekitar kita ibarat wadah yang tercemar walau kita tidak berniat mencelakai orang lain, orang lain yang akan mencelakai kita.

"Minta maaf sekarang" perintah arka kepada Aya yang sedari tadi jijik dengan tingkah orang-orang di sekitar nya.

"Gue gak bakal minta maaf karena bukan gue yang salah, emang Lo liat sama mata kepala Lo sendiri kalau gue nabrak nih cewe reseh??" Aya tidak bisa lagi menahan marah nya yang sedari tadi dia tahan.

Plak...

Tamparan keras mengenai pipi Aya, tepat di bekas luka nya saat ini.

Belum sembuh luka yang di berikan oleh orang rumah di tambah dengan luka yang di berikan orang-orang di sekolah.

Lengkap sudah penderitaan yang Aya rasakan tidak ada lagi ketenangan yang dia dapatkan. Seolah-olah dunia tidak mengizinkan dia untuk tersenyum dan bernafas lega sedikit saja.

"Lo apa-apaan hah? Walau dia salah Lo gak berhak main tangan" Kini Daffa yang menarik tangan Jessy dengan kasar.

Daffa sebagai wakil ketua OSIS membuat dia harus turun tangan membantu arka mengatasi masalah yang ada sekarang.

"Sakit daf, lepasin!" Jessy mencoba melepaskan tangan nya dari genggaman Daffa.

"Walau Lo OSIS, Lo gak bisa bersikap kaya gini,bikin malu tau gak!" Daffa semakin menggenggam erat tangan Jessy.

"UDAH STOP!" Kemarahan arka benar-benar memuncak.

Elvano, Nevan dan Angga hanya menatap satu sama lain jika mereka berbicara itu hanya akan membuat arka semakin marah.

"Kalau Lo gak bisa minta maaf terpaksa masalah ini gue bawa ke BK!" Daffa menatap Aya yang sedari tadi hanya diam.

Aya menatap arka dengan sinis."gue minta maaf." aya hanya menatap arka dan menekan nada bicara nya.

Aya tau jika masalah ini sampai ke BK itu akan membuat dia masuk ke dalam masalah. sudah pasti papa nya akan mendengar berita itu.

"Lo buta hah? Minta maaf tuh sama gue bukan ke arka" Jessy masih saja berulah walau susah ditegur oleh arka.

DISTAND SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang