02-Kagum

55.7K 4.2K 127
                                    

"AKU TAK PERNAH MENGENALDIRINYA BAHKAN TAK PERNAH MELIHAT WAJAHNYA TETAPI MENGAPA SUARANYA MEMBUAT AKU JATUH CINTA KEPADANYA"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AKU TAK PERNAH MENGENAL
DIRINYA BAHKAN TAK PERNAH MELIHAT WAJAHNYA
TETAPI MENGAPA
SUARANYA MEMBUAT AKU JATUH CINTA KEPADANYA"

-Halza Zafira Shaqeela-



Suara azan terdengar membuat semua orang bersiap untuk menjalankan kewajiban mereka termasuk Halza dan Hana.

"Qobliyah dulu yuk" ajak Halza.

"Yuk" sahut Hana.

Setelah mereka melaksanakan sholat sunah qobliyah suara iqomah pun berkumandang dan seluruh barisan merapatkan shaf mereka.

Tanpa disadari ada seorang laki-laki yang akan menjadi imam siapa lagi kalo bukan Muhammad Dafan Al-Kahfi
seorang ustadz muda yang baru saja pindah dan diutus untuk selalu menjadi imam di masjid itu kedepannya.

"Allahuakbar"

"Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalamiin
Ar-Rahmaanir-Rahiim
Maaliki Yawmid-Diin
Iyyaaka na'budu wa lyyaaka nasta'iin
Ihdinas-Siraatal-Mustaqiim
Siraatal-laziina an'amta 'alaihim ghayril-maghduubi 'alaihim wa lad-daaalliin" lantunan surat Al-fatihah terdengar sangat merdu saat dibacakan oleh ustadz Dafan.

Semua jamaah masjid merasa kagum dengan suara imam masjid yang baru saja mereka dengar.

Lantunan ayat demi ayat yang indah terus mereka dengar hingga shalat pun usai.

"Masyaallah suara siapa itu mengapa begitu indah" tanya salah satu makmum wanita kepada temannya.

"Itu sih katanya ada ustadz muda yang baru pindah dekat sini dan bakal terus jadi imam di masjid kita" jawab temannya.

"Wah kalo gitu aku bakalan sholat dimasjid terus" sahut temannya merasa senang.

"Bukan cuma kamu aku juga kali" cercah temannya lagi dan membuat mereka tertawa.

Halza dan Hana tak sengaja mendengar cerita mereka tetapi tak merespon apapun dan sibuk dengan urusan hati mereka masing-masing.

"Apa ini mengapa hatiku berdebar apa aku jatuh cinta sama ustadz itu" suara hati Hana.

"Ya Allah apa ini pertanda darimu untukku aku tak pernah merasakan apa itu jatuh cinta tetapi apa yang terjadi sekarang?,
Aku tak pernah mengenal dirinya bahkan tak pernah melihat wajahnya tetapi mengapa suaranya membuat aku jatuh cinta kepadanya" suara hati Halza.

Setelah cukup lama bergelut dengan suara hati mereka berdua pun tersadar dan saling tatap lalu saling melempar senyum manis.

"Halza kamu harus tau tentang ini" perintah Hana.

"Tahu apa?" tanya Halza.

"Kayaknya aku udah nemu jodoh aku deh"

"Beneran siapa tuh"

"Ustadz yang jadi imam tadi pasti jodoh aku, saat denger suaranya tadi aku langsung yakin kalo dia jodohku" ucap Hana begitu bahagia.

Deg...

Sakit sudah hati Halza mendengar nya apa sahabatnya juga jatuh cinta pada ustadz itu lalu apa yang harus ia lakukan sekarang.

Haruskah ia melupakan rasa cinta yang ia dapatkan untuk pertama kalinya?

"Alhamdulillah aku ikut seneng dengernya, semoga kamu sama dia memang benar-benar berjodoh ya Hana" doa Halza untuk Hana padahal dilubuk hatinya yang paling dalam begitu sakit.

"Pokoknya kamu harus bantuin aku buat nyari tau tentang ustadz itu"

"Ta-tapi kan nggak boleh nyari informasi tentang lawan jenis nanti dosa"

"Ayolah Halza emang kamu nggak kasihan sama sahabat kamu ini,baru kali ini lo aku suka sama orang boleh ya ya ya" bujuk Hana.

"Huft... iyadeh demi kamu" sahut Halza setuju walaupun berat untuknya.

"Walaupun aku sekarang juga jatuh cinta sama ustadz itu tapi aku akan menghilangkan rasa itu demi sahabat aku" tekad Halza dalam hatinya.

Bisakah Halza merelakan cinta dirinya untuk sahabatnya?

Setelah selesai mereka berdua bersiap untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Saat diperjalanan pulang Halza agak takut karena jalanan menuju rumahnya gelap dan sepi.

"Bismillahirrahmanirrahim pasti bisa Halza kayak biasa aja lari secepat kilat" ucapnya berusaha menyemangati dirinya sendiri.

"Satu...dua...tiga"

Setelah menghitung sampai tiga Halza lari begitu cepat dengan kepalanya yang menunduk tanpa melihat apa ada sesuatu didepannya dan.

Bruk...

Halza menabrak dada bidang seorang laki-laki dan seketika terjatuh dihadapannya.

"Astagfirullah, anda tidak apa-apa?" tanyanya.

Halza tak berani menatap wajahnya karena dia seorang laki-laki dan tidak baik jika berduaan di tempat sepi seperti sekarang.

"Ng-nggak apa-apa kok" ucapnya sambil berdiri sembari membersihkan bajunya.

Tak lama setelah Halza bangkit, ia langsung berlari kencang sambil berteriak kata maaf kepada laki-laki itu.

"Maafin yah nggak sengaja"

"Iya saya maafin" jawab sang laki-laki ikut berteriak juga sambil geleng-geleng kepala.

"Ada-ada saja, tapi itu bukannya dia yang bersin tadi?" tanyanya pada diri sendiri.

"Kok lucu yah, dijadiin calon istri bisa nih" ucapnya sambil tertawa sendiri.

Yah siapa lagi kalo bukan ustadz Dafan.

"Astagfirullah kok bisa kepikiran sampai sana, tapi kalo jodoh boleh lah" ujarnya aneh pada dirinya sendiri.

Setelah cukup lama berbicara sendiri Ustadz Dafan pun pulang dengan senyuman yang terpampang di wajahnya.

***

Nah kan gimana mau Ustadz Dafan sama Halza atau sama Hana?

Kalo bacanya jangan senyum² sendiri ya ntar kesambet:)

Kalo bacanya jangan senyum² sendiri ya ntar kesambet:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By Ice-creamyyy
©2022

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang