Vote nya dulu sebelum baca!!!
"MAHA SUCI ALLAH, YANG TELAH MEMPERJALANKAN HAMBA-NYA PADA SUATU MALAM DARI MASJIDIL HARAM KE MASJIDIL AQSHO YANG TELAH KAMI BERKAHI SEKELILINGNYA AGAR KAMI PERLIHATKAN KEPADANYA SEBAGIAN DARI TANDA-TANDA (KEBESARAN) KAMI. SESUNGGUHNYA DIA ADALAH MAHA MENDENGAR LAGI MAHA MELIHAT"
(QS. Al Isra' ayat 1)
•
•
•"Mah" sentak Gilang tak terima. Sejak tadi dia diam namun perkataan mamahnya ini sudah diluar batas.
"Apa kamu mau belain dia cinta udah bikin mata kamu buta"
"Iya mah, Gilang udah buta bahkan kebutaan ini membuat Gilang bahagia"
Hana meremas ujung gamisnya, wanita jalang? Seburuk itukah dirinya. "Saya tidak menginginkan harta anak tante tapi saya menghargai perjuangan nya untuk mendapatkan saya, saya tidak ingin karena mulut kejam kalian menyakiti Gilang" baru kali ini Gilang melihat seorang Hana berani mengeluarkan unek-unek dengan suara lantang, sabar itu tentu ada batasnya.
"Apa sopan berbicara nada tinggi dengan orang tua" sinis mamah Gilang menatap wajah Hana yang sudah merah padam menahan tangis serta sesak didada bercampur kemarahan yang menggebu-gebu.
"Orang tua sebagai contoh dan kami hanya mengikuti" secara tak langsung ia menyindir mamah Gilang.
"Sayang kamu kenapa marah-marah" tanya seseorang yang turun dari lantai atas. Papah Gilang terkejut benarkah yang ada di bawah itu anaknya?
"Gi-Gilang"
Gilang hanya menatap datar, ia ingat betul perbuatan papahnya waktu itu, luka itu pasti sembuh namun bekasnya tak akan hilang. Dengan mata berkaca-kaca beliau menghampiri Gilang lalu memeluknya dengan erat walaupun tak dibalas.
"Maafkan papah nak, maaf" ucapnya berkali-kali.
Gilang melepas pelukan itu, "Saya tidak punya papah, anda hanya orang yang sama tapi sifat yang dimiliki papah saya sudah mati bertahun-tahun"
Beliau hanya menunduk sudah cukup kesalahan yang ia lakukan selama ini sungguh ia sangat menyesal namun bagaimana nasi sudah menjadi bubur, anaknya sendiri sudah tak pernah menganggap nya ada.
"Sepertinya hanya penolakan yang kita dapatkan disini Han lebih baik kita pulang"
Dengan berat hati Hana mengangguk menghilangkan kemarahan sejenak lalu melihat ke arah orang tua Gilang. "Kami pamit om tante maaf jika kehadiran kami hanya membuat kekacauan"
"Tunggu" suara bariton pria akhirnya menahan kaki mereka untuk melangkah.
"Jika papah merestui kalian berdua apa kamu akan memaafkan kesalahan papah?" tanyanya membuat Gilang berbalik. Apa ia tak salah dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAM
Teen FictionCinta yang ditemukan di rumahnya Allah? Cinta yang muncul bukan karena rupa namun karena lantunan ayat suci yang terdengar Halza Zafira Shaqeela seorang wanita yang berbeda karena ia jatuh cinta pada seorang laki-laki bukan karena rupa melainkan kar...