Cinta yang ditemukan di rumahnya Allah?
Cinta yang muncul bukan karena rupa namun karena lantunan ayat suci yang terdengar
Halza Zafira Shaqeela seorang wanita yang berbeda karena ia jatuh cinta pada seorang laki-laki bukan karena rupa melainkan kar...
@m_dfnkhfi ➞ Ustadz Dafan @zaa_qeela ➞ Halza @mahenglng_ ➞ Gilang @okeeee2598 ➞ Hana @ice_creamyyy29 ➞ Buna
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"UHIBUKKATHIRAN YA BADE" (Aku sangat mencintaimu Bade)
"UHIBUK 'AKTHAR YA HUMAIRA" (Saya lebih mencintaimu Humaira)
• • •
"Sudah lah Humaira, tidak baik menangis terlalu lama"
Setelah mendengar penjelasan dari mertua serta kedua orangtuanya tentang ustadz Dafan, Halza tak henti-hentinya menangis merutuki kesalahan yang ia lakukan terhadap suaminya.
"Halza jahat banget sama Bade"
"Tidak Humaira kamu tidak pernah jahat kepada saya, itu semua terjadi karena keadaan yang memaksamu" ucapnya agar tangisan Halza mereda.
"Tapi tetap saja harusnya Halza mendengar kan alasan Bade bukannya malah menuduh Bade seorang pembunuh, Bade pasti benci kan sama Halza, Bade pasti menyesal karena menikah dengan Halza perempuan yang bahkan tidak percaya pada suaminya sendiri"
"Cukup Halza" ujar ustadz Dafan sedikit membentak agar istrinya berhenti menyalahkan diri sendiri.
"Saya tidak pernah membencimu, saya juga tidak pernah menyesal kebalikan dari itu semua saya mencintaimu dan bersyukur bisa memilikimu"
"Tetapi ada saatnya jika kamu menyalahkan dirimu seperti tadi saya akan benar-benar membenci dirimu" Ustadz Dafan tak suka mendengar Halza berkata seperti itu.
"Maaf" cicit Halza.
"Anggap saja kejadian itu tidak pernah terjadi Humaira teruslah tersenyum seperti dulu"
Halza mengusap air matanya lalu memeluk ustadz Dafan, dengan senang hati ustadz Dafan membalas pelukan sang istri sambil mengecup puncak kepala Halza berkali-kali.
"Uhibuk kathiran ya Bade"
"Uhibuk 'akthar ya Humaira" balas ustadz Dafan.
***
Mendengar kabar dari anak buahnya bahwa papahnya sendiri menculik istri sahabatnya membuat Gilang marah besar.
"Papah" teriaknya.
"Iya ada apa, kamu berubah pikiran?"
Plak...
Satu tamparan keras ia layangkan membuat sudut bibir papahnya sedikit robek.
"Kurang ajar, mau jadi anak durhaka kamu"
"Gilang muak dengan tingkah laku papah, papah membahayakan orang lain hanya untuk menghancurkan Gilang bukan" dadanya naik turun emosinya sudah lepas saat ini.