35-Pantai 2

28.7K 2.2K 123
                                    

"MAAF SENJA MEMANG INDAH NAMUN BAGI SAYA KAMU JAUH LEBIH INDAH"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MAAF SENJA MEMANG INDAH NAMUN BAGI SAYA KAMU JAUH LEBIH INDAH"

-Muhammad Dafan Al-Kahfi-



Mereka sudah sampai di pantai tepat saat azan ashar berkumandang. Ustadz Dafan bertanya pada salah seorang pegawai dimana tempat musholla berada karena walaupun tujuan mereka ke sini untuk liburan kewajiban tetap tak boleh dilupakan.

Sholat jama'ah mereka dirikan dengan ustadz Dafan sebagai imam sedangkan Gilang, Halza, dan Hana sebagai makmumnya. Seperti biasa usai sholat Halza mencium telapak tangan suaminya membuat Gilang melirik ke arah Hana lalu berujar. "Nanti kalau sudah halal kita juga seperti mereka"

Hana terkekeh dan mengangguk.
"Ekhem, jangan lama-lama halalin sahabat saya nanti keburu dihalalin orang lain" sindir Halza.

"Tidak akan" jawab Gilang mantap. Mereka merapikan alat sholat lalu bersiap-siap untuk menuju ke pantai menikmati pemandangan serta angin sepoi-sepoi disana. Dengan ustadz Dafan yang setia menggandeng tangan istrinya sedangkan dua orang yang belum halal itu hanya bisa melihat kemesraan pasangan sahabatnya. "Huft" ujar Gilang menghembus kan nafas kasar.

"Bade jangan gandengan kasihan mereka"

"Gak papa siapa suruh kamu ajak mereka sudah saya bilang kan" ujar ustadz Dafan menaik turunkan alisnya membuat Gilang semakin panas.

"Saya sama Hana juga bisa gandengan"

Hana terkejut lalu menatap Gilang. "Mana tangan kamu" pintanya.

"Tidak" jawabnya singkat.

"Percaya padaku"

Dengan perasaan was-was Hana menyerah kan tangannya ke arah Gilang namun bukannya genggaman yang ia dapatkan melainkan ujung sapu tangan.

"Kamu pegang sisi kanan dan aku pegang sisi kiri anggap saja kita sedang bergandengan namun versi belum halal" ustadz Dafan terkejut sahabatnya ini ternyata memiliki ide di luar dugaan.

"Yah Bade gagal manasin Gilang" ujar Halza mengejek suaminya sendiri karena gagal menjahili sahabatnya.

"Gandengan masih bisa di rekayasa kalau ciuman"

Halza membelalakkan matanya mengapa suaminya menjadi jahil seperti ini.

"Istighfar Bade"

"Bercanda Humaira, lebih baik kita ke sana" tunjuk ustadz Dafan pada jembatan yang menjorok ke arah laut.

***

"Masyaallah indah sekali" puji Halza takjub dengan pemandangan laut yang ia lihat.

Laut begitu luas dengan air yang sangat jernih saking jernihnya beberapa terumbu karang dapat terlihat dari atas jembatan dengan ikan-ikan kecil yang berenang disekitarnya. Tanpa sadar arah pandangnya terkunci pada sebuah kapal nelayan dengan layar kecil terpasang.

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang