49-Liontin

24.4K 2.1K 258
                                    

Vote yuk!!!

"SAYA DAN KAMU HANYA SEPASANG MAKHLUK ALLAH YANG DISATUKAN UNTUK SALING MENCINTAI NAMUN JIKA DIA MENGINGINKAN SALAH SATU DARI KITA UNTUK KEMBALI MAKA APA BOLEH BUAT"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SAYA DAN KAMU HANYA SEPASANG MAKHLUK ALLAH YANG DISATUKAN UNTUK SALING MENCINTAI NAMUN JIKA DIA MENGINGINKAN SALAH SATU DARI KITA UNTUK KEMBALI MAKA APA BOLEH BUAT"

-Muhammad Dafan Al-Kahfi-



Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun Halza tetap enggan tidur, alasannya karena oleh-oleh istimewa yang ustadz Dafan janjikan belum ia dapatkan.

"Tidur Humaira sudah malam" pinta ustadz Dafan lembut.

"Ish nggak bisa tidur Bade Halza penasaran sama oleh-olehnya"

"Besok pagi saja Humaira ini sudah malam waktunya tidur"

"Orang nggak bisa tidur dipaksa" sinis Halza.

Ustadz Dafan mengucek matanya sungguh ia sangat mengantuk sekarang. Perjalanan yang baru saja ia lakukan sangat melelahkan. Ditambah istrinya yang sedikit rewel. Alasan ia tak ingin memberikan oleh-oleh itu sekarang karena lelah jika diberikan begitu saja mungkin bisa namun sangat tidak romantis lebih baik besok pagi. "Tidur atau saya pergi lagi" ancam ustadz Dafan.

"Ngancem terus apa susahnya itu oleh-oleh dikasih"

"Jadi kamu cuma mau minta oleh-oleh? Baiklah itu ambil didalam tas, saya mau tidur di ruang tamu saja" acuhnya jarang sekali Halza melihat suaminya ini merajuk.

Rencana jahat keluar didalam pikiran Halza sudah lama juga kan dia tidak mengerjai suaminya. "Oke tidur aja sana di ruang tamu"

Dengan muka datar ustadz Dafan mengambil bantal serta sarungnya yang berada dalam lemari meninggalkan Halza yang sibuk mencari oleh-oleh.

"Bukannya bahagia suami pulang ini malah oleh-oleh terus yang ditanya" protes ustadz Dafan lalu merebahkan dirinya di sofa ruang tamu yang cukup besar yah walaupun kakinya tak bisa ditampung akibat tinggi badan yang berlebihan. Rasa kantuknya mulai menyerang ia memejamkan mata namun sayup-sayup ia mendengar riuh suara nyamuk di telinga membuat ia harus membuka mata kembali. Risih sekali rasanya tidur saja terlalu banyak cobaan.

"Nyamuk saja sepertinya tidak membiarkan saya tidur dengan tenang" gerutunya kesal lalu menyibakkan selimut ke seluruh tubuh hingga tertutup rapat. Halza yang mengintip dari balik pintu tertawa cekikikan melihat tingkah laku suaminya. "Nyamuk aja diajak berantem"ujarnya tak habis pikir. Dengan perlahan ia mendekati suaminya lalu duduk dihadapan sambil mengusap lembut kepala ustadz Dafan. Ustadz Dafan yang merasakan usapan lembut dipuncak kepalanya terperangah membuka selimutnya.

"Apa lagi" tanyanya datar.

"Ngambek ya, maaf"

"Pasti tidak dapat mencarinya, makanya kesini"

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang