54-Undangan

15.2K 1.5K 111
                                    

Vote sebelum baca 💐

"KETIKA KETIDAKMUNGKINAN SEKARANG MENJADI KETERIKATAN"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KETIKA KETIDAKMUNGKINAN SEKARANG MENJADI KETERIKATAN"

-Gilang Mahendra-



Malam itu orang tua Gilang disambut baik oleh kedua orang tua Hana. Mereka berbincang hangat sesekali melempar candaan agar tak terlalu canggung. "Bagaimana keputusan dari kalian apa setuju dengan tanggal pernikahan yang kami ajukan?" tanya papah Gilang kembali.

"Kami serahkan semua kepada Hana, jika dia setuju kami sebagai orang tua akan mendukung" ucap ayah Hana.

"Hana?".

"Bismillah saya Hana Almaira menerima lamaran ini beserta tanggal pernikahan yang diajukan" mantap Hana membuat Gilang tersenyum.

"Baiklah kalau begitu papah akan persiapkan semuanya".

"Makasih pah mah sudah memberikan restu kalian" haru Gilang mendapatkan pelukan hangat dari sang mamah.

"Seharusnya memang ini yang kami lakukan dahulu nak bukan malah mempersulit kalian".

"Gilang" panggil ibu Hana membuat mereka melerai pelukan.

"Iya bu".

"Ibu mohon ya nak bahagiakan Hana dia sudah banyak terluka selama ini, kamu tahu sendiri kan tentang masa lalu nya pernikahan yang dibatalkan, ibu takut itu akan terulang lagi".

"Gilang tanya pada ibu, apa ibu percaya kepada Gilang?".

"Belum seutuhnya mungkin akan sempurna saat kalian terikat" jawab beliau.

"Baiklah Gilang akan membuktikan bahwa nanti kepercayaan ibu akan sempurna" yakin nya.

"Ibu pegang janji kamu Gilang".

***

Pagi ini Halza sedang membuat sarapan untuk bayi gede tercinta siapa lagi kalau bukan ustadz Dafan. Tadi malam ustadz Dafan mengisi pengajian di sebuah masjid yang cukup jauh dari rumah alhasil pengajian selesai larut malam dan tepat jam 12 malam dia baru sampai rumah oleh karena itu habis sholat subuh tadi dia kembali tidur nyenyak membuat Halza tak tega untuk membangunkan nya. Sama seperti sang Aba, Arzan juga masih terlelap di box bayi nya membuat Halza sedikit leluasa pagi ini.

Cuma membutuhkan waktu setengah jam semangkuk besar nasi goreng sudah tersedia di meja makan beserta tiga telur ceplok serta irisan timun di atas piring. Buah pisang juga selalu stay di meja makan maklum buah kesukaan suami memang selalu harus masuk list belanjaan. Ketika semua sudah siap Halza masuk ke dalam kamar untuk membangunkan ustadz Dafan.

Sudah ia duga suaminya ini masih saja tertidur pulas. "Bade bangun, sarapan dulu".

"Lima menit lagi Humaira" tawarnya.

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang