48-Sebenarnya

21.6K 2.1K 168
                                    

Vote dulu seperti biasa😸

"TAKDIR ITU INDAH WALAUPUN ADA TAWA SERTA TANGIS YANG MENGIRINGINYA"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TAKDIR ITU INDAH WALAUPUN ADA TAWA SERTA TANGIS YANG MENGIRINGINYA"



"Dafan ini beneran kamu" tanya Bunda Halza tak percaya.

"Iya bun ini Dafan"

"Bu-bukannya" gagap Bunda Halza tak sanggup meneruskan perkataannya sungguh ini sebuah keajaiban bagi mereka.

"Kecelakaan pesawat? Alhamdulillah bunda Allah masih memberikan kesempatan untuk Dafan berada disini, lebih baik kita hubungi ayah dan yang lain boleh pinjam ponsel kamu Humaira" tanya ustadz Dafan lembut pada Halza yang masih berada di pelukannya menangis sesenggukan.

"Hiks nggak mau ini pasti mimpi nanti kalau Halza lepas pelukannya Halza pasti bangun, hiks Halza nggak mau Bade kemana-mana Halza mau Bade tetap disini peluk Halza" kekeuh nya Halza merasa bahwa ini hanyalah mimpi ia tak ingin terbangun dari mimpi ini dan harus menerima kenyataan yang begitu menyakitkan.

Ustadz Dafan dengan sopan meminta tolong pada mertuanya untuk menghubungi keluarga mereka yang masih berada di bandara. Bunda Halza menghubungi suaminya lalu memberitahukan bahwa ustadz Dafan sudah ada di rumah dalam keadaan sehat wal afiat. "Sayang kamu tidur ya, mungkin kamu kecapean kami disini lagi berusaha" jelas ayah Halza dari seberang sana. Sudah Bunda Halza duga pasti suaminya tidak percaya dia yang melihat dengan mata kepala saja masih bimbang ini benar-benar ustadz Dafan atau bukan.

"Ayah tidak percaya fan Bunda juga ini beneran kamu?"

"Astagfirullah ini benar-benar Dafan Bun, boleh Dafan pinjam ponsel Bunda Dafan mau bicara sama ayah" pintanya Bunda Halza menyerahkan ponsel yang panggilannya masih terhubung dengan nomor suaminya.

"Assalamualaikum, halo ayah" salam ustadz Dafan membuat ayah Halza terkejut bukan main.

"Da-dafan ini ka-kamu?" tanyanya gemetar.

"Iya ayah Dafan sudah sampai di rumah dengan selamat kalian pulang saja nanti Dafan jelaskan tolong ajak Abi dan Umi juga kemari"

"Alhamdulillah kalau begitu kami sangat khawatir tentangmu nak, kalian tunggu sebentar lagi kami ke sana"

Tut sambungan telepon terputus sepihak. Ustadz Dafan semakin merasa bersalah pada keluarganya akibat kecerobohan yang ia buat semua orang disini mengkhawatirkan dirinya namun dilain hal ia bersyukur ternyata keluarga yang ia miliki sekarang sangat menyayangi dirinya, begitu beruntung memiliki mereka semua.

DIAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang