Cinta yang ditemukan di rumahnya Allah?
Cinta yang muncul bukan karena rupa namun karena lantunan ayat suci yang terdengar
Halza Zafira Shaqeela seorang wanita yang berbeda karena ia jatuh cinta pada seorang laki-laki bukan karena rupa melainkan kar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"INGAT PEREMPUAN MEMERLUKAN IMAM YANG HANDAL UNTUK MEMBIMBING NYA KE SURGA ALLAH"
• • •
"Gilang" bentak seseorang dari balik pintu.
"Papah, ada apa?"
"Ternyata kamu sama sekali tidak menuruti perkataan papah"
"Maaf pah, tapi keputusan ini adalah yang terbaik"
"Baiklah jika kamu anggap begitu, mulai hari ini papah akan cabut seluruh saham papah di perusahaan kamu"
"Silahkan pah, karena harta bukan segalanya dalam hidup Gilang" ucap membuat sang papah naik pitam.
"Lihat saja tanpa harta gadis itu tidak akan mau menikah dengan mu"
"Hana bukan gadis seperti itu pah, berapa kali Gilang katakan bahwa Hana adalah gadis baik" bela Gilang.
"Cih terserah kamu, selamat jatuh miskin" ejek beliau.
"Papah selalu membanggakan harta itu sebaliknya Gilang sangat membenci kekayaan dan juga kemewahan yang papah miliki" ujar Gilang karena selama bertahun-tahun ia selalu menyimpan sesak dalam lubuk hatinya.
"Karena harta lebih penting kan bagi papah daripada anak, anak papah saja papah buang ke luar negeri"
"Jaga omongan mu, papah mengirimmu ke luar negeri agar sikap kurang ajar mu itu berkurang"
"Terserah papah saja tapi jujur pah, Gilang capek Gilang juga pengen bahagia, biarkan Gilang memilih kebahagiaan Gilang sendiri"
Sang papah terdiam membisu lalu tanpa mengatakan apapun ia langsung pergi dari apartemen Gilang.
"Semoga Gilang bisa menyadarkan kalian" ujarnya menatap sendu kepergian sang papah.
***
Hana langsung memeluk sang ayah dari belakang dan membuat beliau terkejut.
"Jadi ada yang kemakan omongan sendiri" ejek beliau.
"Maaf, Hana sempat meragukan Gilang tapi sekarang Hana benar-benar percaya padanya"
"Ayah juga bahagia karena ada sosok laki-laki yang begitu tulus mencintai putri ayah" ucapnya sambil mengelus puncak kepala sang anak.
"Tapi Hana masih mencintai ustadz Dafan"
"Berusahalah menghilangkan perasaan itu, ayah yakin suatu saat nanti rasa itu akan dimiliki Gilang seutuhnya"
Hana tersenyum merekah seperti bulan sabit yang sangat indah. Lalu ia kembali memeluk sang ayah.
