Cinta yang ditemukan di rumahnya Allah?
Cinta yang muncul bukan karena rupa namun karena lantunan ayat suci yang terdengar
Halza Zafira Shaqeela seorang wanita yang berbeda karena ia jatuh cinta pada seorang laki-laki bukan karena rupa melainkan kar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"KEMATIAN ITU SUDAH PASTI MAKA PERBAIKI DIRI AGAR KITA MEMILIKI BEKAL UNTUK MENYAMBUTNYA"
• • •
Satu jam berlalu tak ada tanda-tanda pesawat sudah ditemukan. Halza sekeluarga terus berdoa meminta keajaiban dari yang maha kuasa. "Ya Allah hamba mohon kepadamu jangan ambil suami hamba terlebih dahulu, hiks... Jujur hamba belum siap jika secepat ini" dengan bahu yang terus bergetar juga air mata yang tak henti-hentinya Halza terus memohon. Istri mana yang bisa kuat jika suaminya ada di ambang kematian.
Jujur ingin terus berharap tapi terkadang ragu sebuah pesawat yang sudah hilang kontak terlalu lama apa masih bisa selamat?
Desiran suara mikrofon kembali berbunyi pertanda ada sebuah pengumuman yang akan disampaikan. Hati Halza berdebar takut apakah ini pengumuman yang baik atau justru tidak.
KONTAK PESAWAT TELAH KAMI TEMUKAN.
Suara riuh para keluarga terdengar itu tandanya doa mereka semua diijabah. Tetapi Halza masih ragu sepertinya pengumuman ini belum selesai.
NAMUN MOHON MAAF KAMI HARUS MENYAMPAIKAN BERITA DUKA INI, KONTAKNYA MEMANG SUDAH DITEMUKAN NAMUN BERADA DI DASAR LAUT DIDUGA PESAWAT KEHILANGAN KENDALI SEHINGGA TERJATUH. KAMI SUDAH MENGHUBUNGI BEBERAPA PIHAK UNTUK MENGEVAKUASI PARA KORBAN. KAMI MOHON KEPADA KALIAN SEMUA KITA SAMA-SAMA BERDOA SEMOGA SEMUA JASAD KORBAN BISA DITEMUKAN DENGAN LAYAK.
"Hiks..." Halza tumbang tenaganya seperti sudah direnggut. Kekuatan harapan semua hancur lebur. Apa maksudnya ditemukan dengan layak apa mustahil suaminya bisa hidup. Apa hari ini Allah benar-benar telah mengambil suaminya. Haruskah sesakit ini.
Jika dia bisa memutar waktu ingin rasanya ia mencegah suaminya untuk pulang hari ini, wajah itu apa benar-benar telah hilang. Sebaik itu suaminya sehingga Allah ingin mengambilnya kembali.
"Ya Humaira, Humaira nya Bade, kamu itu anugrah terindah dari Allah untuk saya" kata-kata itu terus terngiang di benak Halza. Tak ada lagi suara lembut yang memanggilnya Humaira, tak ada lagi sosok yang membimbingnya untuk lebih dekat kepada Allah, tak ada lagi gombalan aneh yang ia dengar, tak ada lagi elusan lembut di puncak kepalanya. Separuh hidupnya serasa hilang seketika.
"Hiks... secepat ini Bade ninggalin Halza hiks, mana janji Bade kenapa Bade ngingkarin janji Halza bohong kalau Halza kuat itu semua bohong Halza lemah kalau nggak ada Bade hiks" isaknya pilu.
Sedangkan deru tangisan juga terdengar dari Umi ustadz Dafan mana ada seorang ibu yang bisa kuat jika ditinggal anaknya terlebih dulu menuju kematian. "Itu bohong Dafan masih hidup nak" ucapnya memeluk Halza.