3

328 43 3
                                    

Veena pun membukanya dan ternyata .....

Ceklek

Sepi.

Satu kata yang mewakili tempat itu. Tak ada seorangpun disana. Aneh. Padahal tadi mereka mendengar ada suara orang tertawa.

"Tuhkan sepi" rengek Embun

"Huh. Kalian tenang aja. M-mungkin, i-itu suara orang iseng. Iya orang iseng" ucapan Veena malah membuat kedua temannya takut.

"Sumpah. Selama gue sekolah disini, gue baru tau kalo rooftop nya berhantu" ucap Belva

"Turun aja yuk vee" pinta Embun

"Iya bener kata Embun. Turun aja yuk" ajak Belva

"Nanggung. Mending langsung masuk aja"

Veena dkk pun masuk, meski mereka takut tapi mereka tetap penasaran dengan suara tersebut.

Ahahahaha

"Suara itu lagi" Veena lalu berjalan mengikuti suara tersebut dengan mengendap-endap

Belva dan Embun hanya bisa mengikuti Veena dari belakang, dan terkadang Embun menoleh ke belakang untuk berjaga jaga.

Veena berhenti membuat kedua temannya itu juga ikut berhenti, "Kenapa berhenti vee?" tanya Belva bingung

Veena menoleh lalu menunjuk asal suara tersebut  "Suaranya berasal dari ruangan itu" Belva mengikuti arah tangan Veena yang berhenti di ruangan tersebut.

"Gue baru tau kalo di rooftop ada ruangan" sahut Embun

"Gue penasaran" ucapan Veena mampu membuat kedua temannya tersenyum, seolah mereka bertiga berbicara lewat mata

"Ayo"

Veena berjalan mendekati ruangan tersebut, saat sudah berada di depan pintu, dia sempat membuang nafas guna menghilangkan gugupnya.

Kreettttt

Suara pintu yang sepertinya lama tak dibuka terdengar nyaring, mereka lalu membuka masuk, diruangan tersebut sepi dan bisa dibilang nyaman, karena tempatnya sangat bersih, rapi dan luas.

Veena pikir ruangan tersebut akan kotor dan bau ternyata pemikirannya salah.

"Gila bagus banget" ucap Embun antusias, rasa takutnya seolah hilang saat melihat ruangan tersebut sangat mewah

"Gue ga yakin kalo ruangan ini milik sekolah"

"Hem. Lo bener banget bel, gue jadi penasaran ruangan ini milik siapa" jawab Veena, dan saat Belva ingin membuka mulutnya terdengar suara teriakan dari arah salah satu pintu ruangan.

"WOI!!. KALIAN SIAPA!!!" sumpah teriakan itu membuat gendang telinga Veena dkk rasanya ingin pecah

"Bangs*t. Gede banget congornya. Bisa budeg gue kalo gini" kesal Embun

"Lancang" ucapan dingin itu keluar dari mulut seseorang yang sekarang berdiri di depan Veena, terkejut? Pasti.

"Kita ga lancang. Cuman kepo aja" ucapan enteng Veena membuat orang tersebut geram lalu memegang pundak Veena erat

"Mirip maling" pegangan itu semakin kencang membuat Veena ingin mengaduh kesakitan, tapi Veena tak akan melakukan hal tersebut. Dia harus berani

"Mana ada maling cantik kayak gue" jawaban Veena membuat kedua temannya cengo dan membuat orang itu geram , orang tersebut lalu melepaskan pegangannya lalu menatap Veena tajam

"Keluar..."

"Benalu" ketusnya, lalu melihat arah pintu seolah mengusir Veena dari tempat tersebut dengan wajah songongnya.

"Fuck" desis Veena pelan, orang itu mendengarnya tapi dia hanya diam seolah tak mendengar ucapan tersebut

"Udah ayo Vee keluar" ajak Belva lalu menarik Veena dan Embun keluar,  sebelum itu Veena sempat menoleh ke belakang dan mengacungkan jari tengahnya.

>>>>>>>>>>>

Embun tak henti hentinya mendumel, dia sangat sangat kesal dengan kelakuan orang tersebut.

"Sumpah ya rasanya mau gue cokel tuh matanya Jauza. Ngeselin banget" kesalnya dengan menghentak hentakan kakinya

Ya, orang yang menegur mereka tadi adalah Jauza dan teman-temannya.

Untung koridor sedang sepi jadi tak ada yang mendengar pembicaraan mereka

"Emang lo berani sama Jauza? Tadi aja lo langsung ciut pas lihat dia, seharusnya langsung lo cokel aja tuh matanya" sahut Belva

"E-em, masalahnya tadi gua ga bawa alat buat cokel matanya"

"Yaudah kalo gitu lo sekarang ambil alatnya, terus kita temuin Jauza lagi buat lo cokel matanya. Apa mau gue panggilin?" tantangnya

Mentang mentang Belva itu wakil ketua osis jadi mudah saja bagi dia untuk memanggil Jauza

"Ihh, jahat banget lo bel" rengek Embun

"Jadi nama dia itu Jauza" ucap Veena tiba-tiba

"Iya, namanya JAUZA AVAREL DOMINIC".




Hi,  makasih udh baca. Jangan lupa vote & komen.
JAUZA.

JAUZA  END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang